Rona Mentari

tell a story, reap a wisdom

Kisah dan Alquran


Kisah dan Alquran

Kenapa ada kisah dalam Alquran? Karena salah satu metode Alquran adalah bertutur, berkisah.
Apa bedanya kisah dengan hikayah?
Hikayah itu dongeng, cerita rekaan. Di dalam Alquran tidak ada hikayah. Karena Alquran didasari dengan fakta.

Dan kisah di Alquran pasti berisi kebenaran dan mengandung berita besar. Sekali lagi, berita besar.
Karena kisah-kisah para nabi dalam Alquran adalah intisari kisah para nabi itu. Kan Alquran bukan buku kisah. Tapi mengandung kisah.

Kenapa Alquran menggunakan metode berkisah ini? Untuk memudahkan kita dalam memahami Alquran. J
Kemudian didalam kisah-kisah di Alquran ada metode penyampaian seperti ini, maka Firaun berkata, ... berkata, dll. Loh berarti Alquran ini kata-kata siapa? Kata Allah atau kata mereka tadi?

Ya namanya juga cerita. Disini Allah mengungkapkan sebuah cerita lalu dengan tokoh tokoh masa lalu juga. Ya memang itu kata-kata Firaun, Nabi, atau bahkan Iblis. Tapi diceritakan Allah untuk mempermudah kita memahami konteks pesan ayat tersebut.  Kalau sudah ada tokoh-tokoh begini, kita jadi mudah mengambil hikmah.

Kisah didalam Alquran bukan cuma menjelaskan dengan detail, tetapi juga menyempurnakan kisah-kisah di kitab sebelumnya.

AN-NUR 55

Kita lihat surat Annur ayat ke 55. Silahkan lo dibuka Qurannya J. Dalam ayat ini Allah berjanji kepada orang yang beriman dan beramal sholeh. Sekali lagi ya, yang beriman dan beramal sholeh. Apa yang dijanjikan? Adalah menjadikan orang orang yang beriman dan beramal sholeh itu berkuasa di muka bumi. Wah.. J

Iya, seperti orang-orang terdahulu berkuasa. Seperti apa ya kira-kira ‘berkuasa’ yang maksud dalam ayat ini? Ternyata yang dimaksud berkuasa disini ada dua. Yang pertama adalah meneguhkan agama yang telah diridhoi Allah. Dan kedua adalah mengubah keadaan dari rasa takut menjadi kenyamanan yang sentosa.
Ada dua hal disini, dari sisi Allah dan sesama manusia secara luas. Untuk kemaslahatan umat.
Jadi begini ya ‘kekuasaan’ dalam Islam. Begini juga dong idealnya politik dalam Islam? :D

Maka penting mempelajari kisah dalam Alquran ini.

Masa kini adalah cerminan dari masa lalu. Sejarah berulang. Dengan kita mempelajari Alquran kita bisa tahu penyelesaian masalah kini. Dan kisah-kisah dalam Alquran itu menjelaskannya kepada kita.
Jika kita menjadikan Alquran sebagai media, kita pelajari kisah-kisahnya. Kita jadi punya tokoh-tokoh idola. Tokoh-tokoh yang bisa kita jadikan tauladan. Kalo sudah jadi idola maka kita akan dengan senang hati meniru idola kita itu. Nah dari pada menjadikan idola orang-orang yang tidak jelas sikapnya, mending idola kita yang sudah jelas-jelas sikapnya bisa kita contoh. Dan itu bisa kita dapatkan saat kita mempelajari kisah-kisah di Alquran.

Contohnya, kita mengambil hikmah dari kisah Maryam. Maryam mengandung tanpa adanya suami. Tentu saat itu ia tidak tahu anaknya nanti akan menjadi Al Masih. Tapi perjuangannya sungguh luar biasa. Sampai ia merasa ingin mati saja. Hikmahnya, seandainya Maryam tahu itu Almasih maka perjuangannya pun akan menjadi hambar, karena ia tahu kelak anaknya akan menjadi orang besar, Almasih. Ini berarti dalam keadaan sesulit apapun kita, seperti keadaan Maryam, kita tetap harus berjuang, tidak boleh putus asa. Bahkan saat Maryam melahirkan sendiri, ia tetap diminta Allah untuk menggerak-gerakan pohon kurma agar buahnya jatuh dan bisa dimakan sebagai penyembuh sakit setelah melahirkan. Itu berarti dalam keadaan sesulit apapun, kita tetap diminta Allah untuk berjuang. Seperti Maryam memperjuangkan kehamilan dahulu. J

QS YUSUF 111

Dalam Quran surat Yusuf ayat 111. Artinya Sesungguhnya dalam kisah-kisah di Alquran itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal.

Kisah disini bisa jadi ibroh atau pengajaran bagi orang-orang yang berakal. Jadi kita harus mikir saat kisah-kisah ini sampai kepada kita. Fungsikan nalar saat membahas kisah kisah di Alquran ini. Bukan seperti kita mendengar legenda yang konon katanya, lalu kita mengangguk angguk saja. Bukan.

Karena Ulil Albab adalah orang yang seimbang antara dzikir dan fikirnya. Berfikir, tapi nggak pernah lepas dari Allah.

Festival Bercerita di Singapura

Hari sudah sore saat kaki ini menapakkan kaki di Bandara Changi Internasional Singapore. Delay waktu hampir dua jam di Indonesia membuat jadwal awal jadi berubah. Bersyukur bisa makan gratis di lounge sambil nungguin delay. Kalau engga, butuh dana lebih buat memadamkan kelaparan di atas pesawat. Kan mahal.. *sambil nunjukin kartu mahasiswa*.


Saya ke Singapore dalam rangka Singapore International Storytelling Festival. Awalnya berencana pergi bareng temen, terus kemudian sendiri, tetapi akhirnya saya pergi berdua, bersama sepupu, Via namanya. Mahasiswi kedokteran hewan UGM ini beberapa kali gagal liburan. Dengan alasan tutorial, temen ngga jadi berangkat, dan lain-lain. Karena iba melihatnya, dengan kebaikan hati seorang kakak sepupu, maka saya menawarkan untuk ikut ke Singapore bersama. Hehehe. Yes, kami berdua.

Sampai di Changi, sudah ada teman saya, Bening, mantan mahasiswa NTU yang baru aja wisuda. Dia membawa kertas bertuliskan nama saya. Asik, udah cocok jadi guide Ning! Alhamdulillah, karena sebuah forum bernama Forum Indonesia Muda, saya jadi punya banyak temen. Salah satunya di Singapore ini. Jadi mereka lah yang saya repotkan mulai dari tanya-tanya sampai jemput kesana kemari di SG. Selain Bening ada juga Kak Vina yang udah lulus S2 dan sedang internship di SG, lalu Ridwan yang kerja dan tinggal di SG bareng istrinya, dan banyak teman lainnya dibawah naungan Forum Indonesia Muda ini. J

The Festival


Berawal dari bergabungnya saya di sebuah grup storyteller Wellington, New Zealand. Saya jadi kenal banyak storyteller dunia, di dunia maya, salah satunya Singapore. Sedikit stalking soal storyteller di Singapore. Ternyata mereka punya jaringan yang sudah teroganisir dengan baik dan diakui pemerintah. Mereka juga sering mengadakan acara-acara. Wah iri sekali dengan mereka. Karena di Indonesia sepertinya belum ada yang seperti ini. Kalaupun ada adalah komunitas yang dibangun sendiri oleh para pendongeng. Itu pun biasanya terkotak-kotak. Belum bisa mengumpulkan semua jenis storyteller. Dan belum ada jaringan storyteller resmi yang diakui pemerintah. Ternyata benar, stalking saya tentang storyteller di Singapore semua terbukti saat sampai di The Art House, venue tempat diadakannya SISF (Singapore International Storyteller Festival). Betapa pentingnya mereka menyadari sebuah cerita sehingga pencerita pun juga dianggap penting.

Satu hal yang paling saya suka adalah tagline dari SISF 2013 kali ini, yaitu “weaving words, connecting cultures” yang secara bahasa berarti “menenun kata, menghubungkan budaya”. Dalam festival ini, selain bertemu dan menjalin relasi dengan teman-teman storyteller dunia, saya berkesempatan untuk bercerita, ikut workshop, dan menonton International Storyteller Showcase. Mereka berasal dari berbagai belahan dunia. Yang terbanyak tentu saja dari Singapore. Yang lain ada dari Newyork, Australia, Alaska, France, Malaysia, Philippines. Sayangnya, dari Indonesia, hanya saya satu-satunya. Jadi kudu pinter-pinter berbaur deh.

Bukan hanya professional storyteller, ada juga banyak profesi yang sengaja datang menikmati pertunjukan di festival karena kesadaran mereka atas pentingnya sebuah cerita. Dalam storyteller showcase oleh Singaporean, ada tujuh storyteller yang bercerita. Bermacam-macam cerita yang mereka sampaikan. Ada yang tentang fantasi awal munculnya matahari di siang hari dan bulan di malam hari, sampai cerita Abu Nawas yang sudah biasa saya dengar di Indonesia. Berbeda dari kebanyakan di Indonesia, pertunjukan cerita ini lebih banyak ditonton oleh orang dewasa. Jadi storyteller pun cukup terbantu dengan penonton yang nggak ribut atau tiba-tiba nangis pengen pipis. Hehe. Ya, pertunjukan dongeng disana dibuat sedemikian rupa seperti sebuah pertunjukan seni. Dengan standar yang tidak boleh ada kamera dan tidak boleh keluar ruangan selama pertunjukan berlangsung. Jadi, saat ruangan sudah dikondisikan seperti ini, secara otomatis akan membuat audiens fokus. Seperti dibawah ini stage nya.


Storyteller dari Singapore ini juga semuanya dewasa. Tebakan saya, semua diatas 30 tahun. Tapi jangan salah, mereka masih punya semangat dan kemampuan yang oke. Salah satu yang paling menarik adalah duo pencerita keturunan India, namanya Kiran dan Rosemariah. Kedua perempuan ini bercerita dipadu drama. Tingkah polahnya sering mengundang gelak tawa penonton, termasuk saya. Interaksinya dengan penonton juga menarik dan sesuai dengan isi cerita. Itu yang membuat kita sebagai audiens hayut dalam cerita mereka. Oh iya sebelumnya maaf jarang ada gambar, terutama saat aktivitas saya dan storyteller yang lain. Pertama saat showcase gaboleh ada kamera. Kedua, selama acara, saya sendiri *nggak bawa temen* jadi nggak ada orang buat dimintain tolong motret :D hehe.

Ada juga storyteller dari Amerika yang nyentrik dandanannya. Tapi jujur di tengah cerita sampai akhir, saya nggak ngerti apa yang dia ceritakan. Hahaha. Ia menggunakan cara bercerita seperti puisi. Di beberapa bagian ia berbicara dengan tempo sangat amat cepat. Goodbye! Hahaha. Yang menarik lagi ada storyteller dari Alaska. Ia bercerita tentang seorang anak yang ingin menjadi penari burung. Awesome! Dengan memamerkan kostum tradisi tarian burung yang ia bawa dari Alaska, interaksi dengan penonton, backsound suara, dan ekspresinya, menurut saya ia pintar memodifikasi sebuah cerita menjadi pertunjukan yang apik. Dan banyak lagi berbagai cara bercerita yang tentu menjadi wawasan baru bagi saya.

Tapi, well, secara keseluruhan, saya masih bisa bilang bahwa Indonesia punya banyak storyteller berbakat yang nggak kalah sama mereka. J

Dalam workshop saya berkesempatan menampilkan sebuah cerita. Tidak lupa bawa wayang dan diawali dengan suluk. Suluk itu adalah introduction dalam adegan wayang. Diucapkan dengan nyanyian mendayu oleh dalang, dengan bahasa jawa kuno. Tapi kali ini jelas pakai Bahasa Inggris. Maunya sih Bahasa Jawa aja :D

Saya bertemu Len Cabral, storyteller dari Amrik yang ada dalam workshop itu. Kami banyak ngobrol. Storyteller berambut gimbal yang nyentrik ini juga sangat apresiatif dan memberi saya banyak ilmu. Di akhir, saya sengaja memberikan wayang kulit yang sebelumnya saya tampilkan, kepada Len. Katanya ia akan pakai suatu saat nanti saat bercerita. My pleasure! J Ssst, salah satu mimpi saya adalah bercerita di Amerika. Semoga ini awal yang baik untuk salah satu mimpi saya itu. Amin.


Ya, hari-hari itu membuat binar mata saya berlebih-lebih. Allah Maha Baik memberi kesempatan itu. Semoga bekal yang baik juga untuk kedepannya. J





















*Foto kiri: Ini dia storyteller Kiran dan Rosemariah yang berhasil buat saya terpingkal!
*Foto kanan: Bersama Kamini, ia adalah singapore storyteller sekaligus juga art director disini. Dia lah yang jadi perantara saya dan program ini. Fotonya merem, kami lagi ngobrol sambil ketawa2 soalnya, nggak fokus. Hehe



Total Pageviews

Tentang Saya

My photo
Yogyakarta, Sleman, Indonesia
Seperti mentari yang merona-rona. Mungkin itu alasan sekaligus harapan orang tua saya memberi nama Rona Mentari. Saya adalah juru dongeng keliling. Storytelling Activist. Dongeng menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan saya. Salam kenal! Mari bersilaturahim juga via instagram di @mentarirona

Tentang Blog Ini

Blog ini adalah catatan tulisan berdasarkan pengalaman, cerita, karya, dan berbagai cerita penulis - Rona Mentari. Kadang juga berisi celotehan kekesalan berbentuk puisi atau sekedar kegundahan tentang sekitar.

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers