Rona Mentari

tell a story, reap a wisdom

Perjalanan Commuterline dan 70 Tahun Indonesia Merdeka

Siang ini setelah mengikuti upacara kemerdekaan istana negara didepan layar kaca. Saya menaiki commuterline yang khusus hari itu gratis karena memperingati hari kemerdekaan. Sengaja saya berdiri di pinggir pintu kaca. Agar bisa leluasa memandang keluar. 

Atribut merah putih tak bisa terhindarkan dari pandangan mata. Dari bendera kain yg berkibar di depan rumah. Sampai kantong plastik kresek berwarna merah dan putih yang sengaja digembungkan dan dipasang bergantian menghiasi sebuah halte bis tua. 

Dan ini sejumput potret peringatan kemerdekaan melalui perjalanan singkat commuterline yang berhasil saya rekam dalam ingatan.


Saya melihat lapangan kecil di pemukiman, ramai oleh kanak-kanak berlomba. Lalu tiang lomba panjat pinang yg tegak berdiri siap disoraki. Lalu siswa siswi berjalan bersama pulang sekolah. Lalu remaja-remaja berseragam sekolah yang tiduran di warung kopi melepas lelah, agaknya kelelahan mengikuti upacara tadi. Lalu sepasang remaja putih abu abu, menyepi duduk dibawah pohon sambil senyum-senyum sendiri. Lalu sampah yang beterbangan dibuang dari ember ke pinggir rel kereta oleh seorang pemuda. Lalu tumpukan sampah seluas lapangan tenis. Lalu telpon seluler yang tidak berhenti berbunyi. Lalu sebuah keluarga kecil bepergian. Lalu ratusan batu nisan di sebuah komplek pemakaman dengan segelintir peziarah. Lalu sebuah celetukan bahwa hari ini ada banyak diskon di berbagai pusat perbelanjaan. 


Selamat memperingati 70 tahun Indonesia merdeka. Negara yang lahir atas juang luar biasa pendahulunya. Negara yang lahir dengan semangat mempersatu nusa dan bangsa tanpa menyamakan keberagaman didalamnya. Negara yang lahir dari pemimpin yg tetap berdiri tegak walau peluru bersarang di tubuhnya. Negara yang lahir dari mereka yang tak pernah menyia-nyiakan detik demi detik waktu yang Allah berikan padanya. Negara yang lahir atas kesantunan orang-orangnya pada sesama manusia, bumi, dan seluruh isinya. 

Merdeka!

(Sumber foto: Google images)

Total Pageviews

Tentang Saya

My photo
Yogyakarta, Sleman, Indonesia
Seperti mentari yang merona-rona. Mungkin itu alasan sekaligus harapan orang tua saya memberi nama Rona Mentari. Saya adalah juru dongeng keliling. Storytelling Activist. Dongeng menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan saya. Salam kenal! Mari bersilaturahim juga via instagram di @mentarirona

Tentang Blog Ini

Blog ini adalah catatan tulisan berdasarkan pengalaman, cerita, karya, dan berbagai cerita penulis - Rona Mentari. Kadang juga berisi celotehan kekesalan berbentuk puisi atau sekedar kegundahan tentang sekitar.

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers