Bismillahhirrahmannirrahim
Pada
suatu hari, hiduplah seekor ulat kecil. Tubuhnya berwarna hijau tidak berbulu.
Kalau disentuh, kulitnya lentur, sangat menggelikan. Tapi sayangnya, hanya
sedikit yang mau menyentuh ulat kecil itu. Namanya Ula-ula. Ia tinggal diatas
pohon mangga halaman rumah Dena, gadis kecil yang suka bermain.
Suatu
hari, Dena dan bonekanya bermain di teras rumah. Ia ditemani Bunda yang
sekaligus menyuapi Dena makan. Tiba-tiba Dena berteriak kencang saat melihat
Ula-ula diatas pohon mangga. Dena menangis karena takut melihat Ula-ula. Dena
segera memeluk Bunda yang ada didekatnya. Mereka lalu masuk ke dalam rumah.
“Kenapa
orang-orang tidak suka padaku ya?”, kata Ula-ula sedih.
Beberapa
saat kemudian seekor sapi milik Pak Tani berjalan menuju sawah, melewati pohon
mangga, rumah Ula-ula. Komo Si Sapi itu berkata pada Ula-ula.
“Jangan
dekat-dekat denganku ya Ula-ula. Tubuhmu menggelikan. Aku takut gatal-gatal!”
Ula-ula
hanya diam, ia sedih, semakin banyak yang tidak mau dekat-dekat dengannya. Kemudian
Ula-ula pun berdoa.
“Ya
Allah, aku tak tahu kenapa mereka takut padaku. Padahal aku ingin punya banyak
teman. Tolong aku Ya Allah. Engkaulah Yang Maha menolong. Dan Engkaulah
tempatku mengadu”
Ula-ula
berdoa kepada Allah agar ia disukai dan disenangi. Kemudian tiba-tiba tubuhnya
sedikit demi sedikit dipenuhi serat-serat. Serat halus itu kemudian
mengelilingi tubuh Ula-ula. Menutup tubuh Ula-ula secara melingkar. Semakin
lama tubuh Ula-ula semakin tertutupi hingga tinggal wajahnya saja. Lucu sekali,
seperti bayi yang sedang dibedong. Atau bayi yang memakai jilbab. Hahaha.
Lama
kelamaan tubuhnya tertutup semua, termasuk wajahnya. Oh, ternyata Ula-ula
menjadi kepompong! Apa yang dilakukan Ula-ula? Ternyata Ula-ula sedang puasa.
Ia tidak makan dan tidak minum. Menahan nafsu dan amarah. Tidak pergi bermain,
tidak jalan-jalan ke Mall. Pokoknya Ula-ula berpuasa saat menjadi kepompong. Tiga
puluh hari kemudian, serat yang membungkus Ula-ula terbuka sedikit demi
sedikit. Muncul sebuah sayap yang terlihat masih basah dan lengket. Kemudian
muncul seekor kupu-kupu nan cantik jelita. Ia mengepak-kepakkan sayapnya dan
terbang kesana kemari. Ula-ula telah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik! Sapi
yang sedang lewat pun menyapa.
“Siapa
kamu? Bolehkah aku berkenalan denganmu?” “Aku Ula-ula pi, temanmu!”
“Wah
kamu sangat indah” “Iya, aku berpuasa saat menjadi kepompong”
Sapi
tersenyum melihat Ula-ula. Kemudian Dena, gadis kecil yang dulu takut sekali
dengan Ula-ula tiba-tiba berlarian kearah Ula-ula sambil tertawa. Dena senang
sekali melihat Ula-ula.
“Alhamdulillah puasa membuat diriku dan hatiku tambah
cantik!”, kata Ula-ula bersyukur.
1 komentar:
Hihi. Dongengnya cocok banget sama anak-anak di bulan puasa :)
Blognya keren. Saya izin follow ya, Kak Rona.
Post a Comment