Bismillah..
Masih di Wellington, kali ini saya akan bercerita tentang seniman jalanan disana. Menarik, unik, dan nyentrik! Ini dia ceritanya..
2. Saat berkeliling di Sunday Market, sebuah pasar tradisional yang menjual sayur dan buah-buahan. Kami bertemu dengan musisi jalanan (baca: pengamen). Seorang perempuan tua dengan gitarnya. Memainkan instrumen-instrumen klasik. Saya mendengarkan dan memperhatikan permainannya beberapa saat. Ia menyapa kami. Lalu saya beranikan diri untuk bertanya “Bolehkah saya memainkan gitar itu untukmu?”, ternyata ia dengan senang hati bersedia. Ia menyerahkan gitarnya kepada saya. Dan saya pun memainkannya, instrumen klasik “Romance”. Beberapa Kiwi’s (sebutan untuk org NZ) yang lalu lalang ada yang berhenti dan memperhatikan saya, beberapa ada yang memberikan koin. Musisi jalanan itu pun bercerita kalau ia pernah berlatih memainkan Romance saat SMP. Setelah saya memainkannya, ia berkata “Saya akan memperlihatkan permainan Romance saya padamu”. Ia pun memainkannya dengan sangat baik. Tepuk tangan mengakhiri pertemuan saya dengan nya.
Ternyata bukan
hanya di Indonesia yang banyak musisi jalanannya. Di Wellington pun begitu.
Cuma bedanya, kalau di Wellington, musisi jalanan yang menggunakan gitar,
memakai hardcase untuk tempat uang. Poinnya, pengamen disana udah
pake hardcase untuk tempat gitarnya. Sedangkan disini, yang pake hardcase rata-rata adalah musisi yang udah profesional. Kedua di Wellington ada ijinnya untuk ngamen seperti
itu, sedangkan di Indonesia tidak ada. Paling banter ijin sama preman
daerahnya. Ketiga, musisi jalanan di Wellington bener-bener punya kemampuan
untuk bernyanyi dan memainkan alat musik disana, tidak asal bunyi.
Belakangan saya
tau, namanya Lukas Jurry, ternyata ia bukan musisi jalanan biasa. Ia menjadi
bagian dari program New Zealand’s Got Talent. Channel di youtubenya sudah
diakses ribuan orang. Dari pada
penasaran, silahkan liat video ini --> http://www.youtube.com/watch?v=QwayIOcw_qA. Tepat di tempat yang sama saat kami bertemu
di St Cuba.
Sekian cerita untuk segmen ini. Oh iya, Ramadhan kurang dari 90 hari lagi. Yuk sama-sama siap-siap, latihan dari sekarang biar dapet malam yang lebih baik dari seribu bulan itu. Aminn :)
0 komentar:
Post a Comment