Rona Mentari

tell a story, reap a wisdom

Bersyukurlah Kau Menjadi Seorang Perempuan


Perempuan sering kali dianggap sosok yang lemah, tak berdaya, manusia kedua setelah laki-laki, dan semacamnya. Perempuan juga disebut sebagai makhluk yang paling menimbulkan banyak fitnah di dunia. Anggapan itu salah besar jika sosok perempuan menjalankan fitrahnya. Ia akan menjadi makhluk yang sungguh paling mulia di dunia, bahkan akhirat. Dan Allah benar-benar mengistimewakan kaum ini.
Mengapa?
1. Ia diciptakan sebagai sakanah yang artinya penyenang dan penentram.
2. Allah berfirman dalam surat Ar Rum ayat 21 “Dan dijadikan diantaramu rasa kasih dan sayang”. Dalam pengertian tersebut dijelaskan bahwa perempuan berperan sebagai sumber kasih sayang. Itulah mengapa wanita mem punyai rahim yang artinya penyayang.
3. Perempuan sebagai Ratu Rumah Tangga dan pendidik anak-cucunya.
Dikutip dari sebuah catatan facebook berjudul “Wanita Ternyata Makhluk Paling Disayang Allah” menuturkan, banyak perempuan di sekitar kita bahkan mungkin kita sendiri pernah mengatakan ‘susah jadi perempuan’. Lihat saja aturan-asturan dibawah ini:
1. Aurat perempuan lebih susah dijaga dibanding laki-laki.
2. Perempuan perlu minta ijin suami apabila ingin keluar rumah, tapi tidak sebaliknya.
3. Jika menjadi saksi, perempuan kurang kuat jika dibanding laki-laki.
4. Perempuan menerima warisan lebih sedikit dibanding laki-laki.
5. Perempuan perlu menghadapi kesulitan dalam mengandung dan melahirkan anak.
6. Perempuan wajib taat pada suaminya, sementara suami tidak perlu taat pada istrinya.
7. Talak terletak di tangan suami, bukan istri.
8. Perempuan kurang nyaman dalam beribadah karena adanya masalah haid dan nifas, dll.

Tapi, pernahkah kita lihat kenyataannya saudariku?

1. Benda yang ‘mahal’ akan dijaga dan disimpan di tempat teraman dan terbaik.
2. Perempuan perlu taat pada suami, tapi tahukah bahwa lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
3. Perempuan menerima warisan lebih sedikit daripada laki-laki, tapi tahukah bahwa harta itu akan menjadi miliknya dan tidak perlu diserahkan pada suami? Sementara suami apabila menerima warisan ia wajib menggunakan hartanya untuk istri dan anak-anaknya?
4. Perempuan perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat, dan semua makhluk Allah di muka bumi ini. Dan tahukah jika ia meninggal karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya. Di akherat nanti, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 perempuan, yaitu: Istrinya, Ibunya, Anak perempuannya, dan saudara perempuannya. Artinya bagi seorang perempuan tanggungjawab terhadaonya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu: suami, ayah, anak lelaki, dan saudara lelakinya.
5. Seorang perempuan boleh memasuki pintu surga melalui pintu mana saja cukup dengan 4 syarat saja, yaitu sholat 5 waktu, puasa di bulan ramadhan, taat pada suaminya, dan menjaga kehormatannya.


Subhanallah..
Renungkanlah..
Allah menciptakan perempuan dengan lembut, tapi Allah memberi kekuatan agar perempuan bisa mengatasi banyak hal yang luar biasa, bahkan secara bersamaan..

Allah menciptakan perempuan yang mempunya pelukan dan kasih sayang yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan..

Perempuan, dia dapat mengatasi beban bahkan lebih dari laki-laki..
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit..
Dia berkorban demi orang lain yang dicintainya, mampu berdiri melawan ketidakadilan..
Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian, tapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup..

Namun ada satu hal yang kurang dari perempuan, DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA..

“Maka nikmat Tuhan kami yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar Rahman 13)


(*Diceritakan kembali oleh blogger. Diambil dari tulisan dalam BULIF 1431 H Masjid Jogokariyan yang ditulis oleh Mbak Diah. Sebuah tulisan yang membuat mata saya panas oleh linangan. Subhanallah)

Sunset at The Red Sea

Mentari masih sempat menyapa saat aku sampai ke tempat itu. Mobil-mobil keluarga berjejer rapi di tepi jalan. Anak-anak asik saja bermain di pinggir laut. Sembari orang tua bersantai di atas tikar-tikar rekreasi, menikmati panorama, dan wajah ceria anak anak mereka tentunya. Jubah hitam panjang khas perempuan arab berkibar siluet matahari mengangkat dua tangan menyambut langkah seribu anaknya. Bahagia.

Dua orang anak kecil memanjat pagar putih. Mentari mulai pamit dengan mereka. Sebentar lagi maghrib. Jari telunjuknya menyentuh maya sang mentari. Sedikit bercengkrama. Saat aku lihat Laut Merah ini, bukan mengucapkan selamat tinggal. Tapi sampai jumpa lagi!


Rumah Dongeng Mentari

Assalamualaikumm bapak ibu, kakak kakak, adik, kawanku semuaanyaa.. :)



Dua agustus menjadi hari yang spesial buat saya. Kenapaa? Karena alhamdulillahhirrobalalamin.. jeng jeng jeng... Rumah Dongeng Mentari dibuka untuk pertama kalinya. Sederhana, tapi ada jiwa untuk generasi muda itu, khususnya anak-anak daerah saya di Pohruboh, Condongcatur, Sleman, Ngayogyokarto..

Bermodal nekat. Bener bgt, modal materi minim. Yang penting aksi! *fikir saya*. Setelah cukup merancang visi misi, dan ngobrol kanan kiri. Saya dan kakak, serta dukungan berbagai pihak berhasil membuka Rumah Dongeng Mentari ini.



Pukul 13.00 anak-anak mulai datang. Rapi sekali baju-baju mereka, seperti mau berangkat TPA. Segar, terlihat seperti habis mandi. Dua puluhan anak berkumpul, padat memenuhi ruang RDM yang memang tidak besar. Diawali dengan bernyanyi dan interaktif ini itu. Kami membuka acara pembukaan hari itu dengan pemotongan pita di pintu RDM. Sudah seperti pembukaan gedung atau restoran besar saja. haha. Dua anak menjadi wakil untuk memotong pita. Ali dan Rio. Mereka kami pandu untuk sama-sama memegang gunting dan memotong pita itu. Dan KRES! pita terpotong dengan indahnya, kami bertepuk tangan ramai.

Saya pun mulai melakukan ritual wajib, mendongeng! Ya, namanya juga rumah dongeng.. Dimulai
dengan dongeng, anak-anak antusias memperhatikan dongeng yang kubawakan. Sesekali senyum bahkan tawa terdengar tanpa malu. Mereka senang. Apalagi kami! Melihat sebuah masa depan berbahagia di depan mataku itu sangat damai.
Setelah itu, kakak dan temanku membacakan fasilitas dan peraturan di RDM. Mereka aktif! bahkan terkadang hiperaktif!, tapi sabar. Mereka anak-anak. :)

Lalu di akhir kami memandu anak-anak untuk bersama membuka kain hitam yang menutupi papan nama RDM. Semangat sekali, mereka menaiki apapun utk bisa ikut menarik kain hitam yang memang berada diatas itu. Satu! Dua! Tiga! Kain ditarik dan terlihat dengan jelas papan bertuliskan Rumah Dongeng Mentari! rumah kita semua! bismillah.. semoga Allah meridhoi, aminn.. :)


Wassalamualaikum

Total Pageviews

Tentang Saya

My photo
Yogyakarta, Sleman, Indonesia
Seperti mentari yang merona-rona. Mungkin itu alasan sekaligus harapan orang tua saya memberi nama Rona Mentari. Saya adalah juru dongeng keliling. Storytelling Activist. Dongeng menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan saya. Salam kenal! Mari bersilaturahim juga via instagram di @mentarirona

Tentang Blog Ini

Blog ini adalah catatan tulisan berdasarkan pengalaman, cerita, karya, dan berbagai cerita penulis - Rona Mentari. Kadang juga berisi celotehan kekesalan berbentuk puisi atau sekedar kegundahan tentang sekitar.

Popular Posts

Blog Archive

Powered by Blogger.

Followers