Rona Mentari

tell a story, reap a wisdom

Showing posts with label fotografi - sinematografi. Show all posts
Showing posts with label fotografi - sinematografi. Show all posts

Negeri Dongeng: Bromo



Bismillahhirrahmannirrahim..

Sahabat, Bromo adalah tujuan akhir dari perjalanan kami saat itu. Ini dia ulasannya.
Setelah menempuh perjalanan darat dari Malang ke Probolinggo, dilanjutkan naik travel alias bison ke Bromo, sampailah kami di kawasan Suku Tengger itu. Suhu nya dingin luar biasa! Sekitar 7 derajat. Karena sampai malam hari, kami langsung mencari tempat menginap. Bersama rombongan lain, kami menyewa satu rumah penduduk. Alhamdulillah.

Esok pagi, jam setengah 4 shubuh, kami sudah harus bersiap-siap. Jeep yang kami sewa sudah siap untuk memberangkatkan kami ke penanjakan. Tempat dimana kami bisa melihat Semeru dan Bromo saat matahari terbit. Kali ini lebih dingin, baju pun berlapis-lapis. Perjalanan sekitar 30 menit dengan Jeep hingga sampai di tempat tujuan pertama. Ada juga yang jalan kaki. Hebat! Mengingat kabut, gelap, angin, dan dinginnya udara luar.



Sampai sana matahari belum menyapa. Alhamdulillah kami tidak terlambat, dan waw! Sudah banyak turis disana, menunggu datangnya Sang Mentari. Kalau dilihat dari jumlahnya, jumlah turis asing lebih banyak dari pada turis lokal. Katanya, memang saat kami datang adalah high season nya untuk turis asing. Kami menunggu beberapa saat, masih gelap, mencari tempat terbaik untuk menikmati pertunjukan alam ini. Dan malu-malu, matahari mulai muncul, menyapa kami, ramah dan hangat.

Awalnya, muncul cahaya kebiruan yang diikuti warna oren terang. Gradasi lukisan alam yang indah. Masyaallah. Matahari memang belum tampak, tapi ia pamer dulu dengan sinarnya. Membuat kami makin tak sabar. Pohon, menara-menara pemancar terlihat seperti siluet dari balik cahaya gradasi itu. Turis asing tak segan merekam tiap perubahan cahayanya. Dan puncak-puncak gunung mulai terlihat, Allahuakbar. Cahaya mulai menerangi pagi ini. Beberapa turis bertepuk tangan melihat keindahan alam yang luar biasa ini. Matahari kali ini menyapa, lebih dekat, menghangatkan. Puncak Gunung Semeru dan Bromo memamerkan kegagahannya. Dan kami pun seperti sedang berada diatas awan. Bahkan lebih tinggi dari gunung-gunung itu. Tapi tidak lebih tinggi dari mimpi-mimpi kami tentunya.




Setelah cukup menikmati munculnya matahari dan pagi mulai terang, kami menuju ke Gunung Bromo. Jeep di parkir ditempatnya, dan kami harus berjalan menuju puncak bromo. Jaraknya cukup jauh, ditambah berat karena kita berjalan diatas pasir, tapi pemandangan di depan mata membayar lunas semua keletihan itu. Puncak Bromo sudah semakin dekat. Dan penawar jasa sewa kuda telah beberapa kali menawarkan jasanya. Dari harga 75 ribu sampai 10 ribu, karena puncak Bromo sudah semakin dekat. Tapi kami menolak, tubuh kami masih cukup kuat. Sampai di anak tangga. Ini adalah pendakian terakhir sebelum sampai di puncak Bromonya. Sudah ada anak tangga disana. Ratusan anak tangga kami daki, lebih berat karena kemiringannya pun makin besar. Beberapa kali menepi istirahat. Hingga sampailah kami di puncak Bromo, bahkan kami bisa melihat dengan jelas kawah Bromo nya. Saya jadi ingat sebuah quotes dari Dag Hammarskjold, jangan mengukur tinggi sebuah gunung sebelum kamu mencapainya, karena ketika nanti kamu telah mencapainya, kamu akan berpikir betapa rendahnya gunung itu.

Saya segera mencari posisi nyaman. Duduk di pinggir kawah, menikmati keberhasilan kecil ini. Melihat kawah Bromo yang menganga lebar, pemandangan yang masyaallah indahnya, dan melepas lelah yang menjalar. Subhanallah.. walhamdulillah.. walaailahailaallahu allahuakbar..

.................
.................
.................



Saatnya kami turun. Kali ini lebih cepat dari pada saat mendaki, jelas. Menuju ke jeep lagi, melanjutkan perjalanan selanjutnya. Ke tujuan terakhir di bukit savana, atau orang biasa menyebutnya dengan bukit teletubbies. Melewati hamparan pasir, anyelir, alang-alang, hingga sampailah kami ditempat ini. Pegunungan hijau menghampar luas. Benar saja kalau orang-orang bilang bukit teletubbies. Dan masyaallah indahnya. Langit bersih yang biru terang dengan awan-awan putihnya. Seandainya punya rumah di kawasan seperti ini. :D
 
 


Dan inilah penghujung perjalanan kami di tempat indah, Bromo. Alamnya terukir seperti dalam kisah di dongeng-dongeng. Indah. Kami pun menyebutnya, Negeri Dongeng, Bromo.

Alhamdulillah

Buat Video untuk Nahninu video contest !

Assalamualaikum...

Simpel aja. Kebetulan tim ku (Rona, Astrid, Farid, Naulul), bikin video buat ikutan Nu Green Tea video contest. Nah, karena deadline sekolah yang menggila, kita baru bisa bikin videonya H-2 deadlinennya (28 feb). Dan alhamdulillah..., selesai juga, walopun dengan kekurangan -kekurangan di sana- sini tentunya.

Tolong apresiasi video kita ya dengan cara komen dan vote di site dibawah ini. Kebetulan ada 2 video, jadi vote dua duanya ya.. hhehe :D

SITE (karena nggak bisa di copy paste, aku kasih manual aja ya)

buka www.nahninu.com and then buka video listnya, trus buka halaman 3 dengan judul "Ekspresikan caramu tuk dapetin Nu green tea", yang kedua di halaman 4, judulnya "Nothing is Impossible with Nu green tea"...

ENJOY..

"Perempuan Berkalung Sorban", satu lagi film yang membuatku makin cinta karya anak bangsa




Assalamu alaikum ya akhi, ya ukhti..!


Alhamdulillah, aku udah sempet nonton film ini, "Perempuan Berkalung Sorban" (anggep aja PBS), sebuah film yang membuatku makin cinta dan optimis dengan karya film anak bangsa. Aku disini bukan seorang kritikus ataupun pemerhati film. Aku cuma pelajar SMA dan pecinta film yang mencoba untuk mengapresiasi sebuah karya negeri sendiri. Dasarnya emang aku suka dunia itu.


Kelas pilihan "Performing Art"(PA) di sekolahku ngadain nonton bareng PBS, tp karena dana sebesar 180-200 ribu gak di setujui, kita swadaya sendiri. Yg ikut (Aku, nety, momon, TM, Farid, Allan, Yogi, Septa, Sari, Zera)~~(intermezzo~~)


Well.., oke langsung aja. Awalnya emang ak udah tertarik banget sama nih film, mengangkat soal perempuan, sutradaranya Hanung, udah gitu penulis novelnya adalah istri dari guru PA ku. Waww.., *kenapa aku gak ikut castingnya ya*. Aku sempet baca2 di koran, tabloid, dan liat di TV soal film ini. Aku makin penasaran, karena banyak yang bilang ceritanya sangat sensitif dan Hanung siap menanggung kontroversi *bener g si tulisan kotroversi nya*. Apa? menanggung kontroversi?, emangnya film seperti apa? *maklum gtw novelnya*, sebegitu vulgar kah?, sebegitu menyinggung kah?


Nah.. pertama kali film dimulai Mas Hanung udah menyuguhkan tata sinematografi *berat euy*dan pencahayaan yang bagus banget. Pokoknya skill nya dikeluarin banget deh. *hhaha, tau apa kamu ron..*. Waktu cerita dah masuk intinya menurutku belom pernah ngebosenin, mataku selalu tertuju sama layar. Ya sama waktu aku sengaja liat orang2 disekitarku, serius abis!, seperti g mau ketinggalan 1 scene pun. Sama kayak aku sih. Dan satu yang paling penting, ceritanya gak gampang ditebak.


FIlm ini mengambil latar belakang tahun 91-92an di daerah Jombang (pesantrennya), *eh, jd inget guru Universalisme Islam ku d skul, beliau jg anak pesantren Jombang, hhaha, jangan jangan... ~~ apa sih*. Menceritakan seorang anak kyai bernama Annisa yang berani melawan arus yang sudah ada dalam pesantren itu. Pesantrennya memang pesantren tradisional yang kaku, enggak ngebolehin baca buku kecuali dr pesantrennya sendiri, menganggap perempuan hanya bisa di dapur jadi istri yang baek, dan semacamnya. Annisa dinikahkan sama anak kyai , padahal Annisa sangat tidak mau. Annisa masih cinta dengan Khudori yang meninggalkannya untuk sekolah di Al Azhar, Kairo. Dan disitulah perjuangan dan kesengsaraan Annisa dimulai. Abi nya yang sangat kaku, dan Umi nya yang sangat patuh perintah suami.


Rona nggak bisa ngejelasin sampai detailnya, makanya tonton film ini. Dijamin nggak rugi.


Scene paling berkesan:
1. pas di kelas ngliat ekspresi wajah santri wktu diajar *mungkin aku akan melakukan hal yang sama jika ada di posisi mereka*

2. Pas annisa bangun dr tidurnya, kea mimpi gtu, kirain beneran padahal udah nangis, eh emang beneran.. brrr

3. Waktu khudori ngrayu Annisa *pas udah nikah lo*, mupeng banget

4. Pas ending Annisa plg bersama santri yang kabur, dan mengucapkan sesuatu yang membuat para santri mencium tangannya

5. Ketabrak mobil (gimana mbikinnya tuh)

6. Waktu temen lama Annisa di pesantren ketemu di jogja, dia bilang ada temennya yg namanya siti, sekarag g mau dipanggil Siti, maunya Sita. (Wakkaka, itu Indonesia abis!)

7. Waktu Annisa benar-benar putus asa, dan meminta khudori untuk berzina sama Annisa. Bukan apa2, tp ini bener2 enggak diduga. (Di scene ini gak ada adegan buka2 an loh)

8. Adegan Annisa dan Khudori mau di lempar batu karena dituduh berzina. Tapi Ummi berteriak dan mengucapkan sesuatu yang membuat semua orang mundur dan tidak berani melempar batu ke arah mereka berdua, termasuk kyai disana. = "Hanya yang tidak pernah berbuat dosa saja yang boleh melempar batu ini"


Congratulation:

Bu Abidah El Khaliqie :(novelnya laen dari pada yang laen buk, bagus!, termasuk akting ibu di film itu, hehehe, eksis juga :D)

Mas Hanung Bramantyo :(wah, kliatan skillnya gak maen2, aku emosinya di aduk2 nih.., buat aktingnya mas hanung, eksis juga, hhaha. Kapan saya Rona Pildacil dari Jogja *narsis* yang sudah beranjak remaja ini diajak maen film? *hhaha ngarep*, mencari kesempitan dalam kesempatan. Apa sih

Buat Revalina: filmnya laen sama yang pernah dia peranin, berani ngambil resiko, perannya total

Dan semua yang bekerja untuk film itu.

TIPS: Kalo buat anak SMP, mendingan didampingi ortu. Buat anak SMA insyaAllah udah bisa ngebedain mana yang baek dan buruk. Memang ada adegan2 mesra, tp enggak porno atopun bikin orang berpikir aneh2. Enggak kayak adegan nya DS dan MZ di film UTT. Atopun adegan aneh2 di film TPP.

Trimakasih secara pribadi dari aku, karena membuatku terinspirasi untuk bikin film pendek yang sarat hikmah dan mampu membuka pikiran masyarakat. tentu dengan segala keterbatasan yang Rona miliki.

Jazakallah.Wassalamualaikum...

Take a picture = Fotografi

Assalamualaikum...

Klo njelasin soal fotografi, pasti g bakal slese2 dan mbikin pembaca tmbah puyeng, ya.. krn sy bukan expert. Saya cuma seorang anak manusia *hh.. lebay* yang mencoba belajar fotografi krn gak taw knapa, klo dah pegang kamera rsanya keren.. bgt klo ngmbil2 gmbar gtu.
Bisa dibilang saya amatir, krn bru aj pny kamera ndiri. Dslr canon 350d yg dibeli dr tmnnya papahku, tmnnya beli tuh kamera thn 2006an dgn hrga yg fantastis. Tp wkt dibeli ma papahku, alhmdulillah g semahal wktu penjualnya beli. Hhahah *evil laugh*, rugi tuh si penjual. Klo kemampuan kamera, saya rasa udh bgs bgt buat aku yg amatir dan pemula. Cuma yg bikin aku kadang manyun, zoomnya kecil, maklum.. kameranya msh normal. Ibarat beli bkso tuh kosongan lah. Klo yg profesional kan mereka beli lagi alat2 tmbahan, kea lensa optional yang puanjangg kayak belalai gajahh, hrganya pun selangit. Jg macem2 alat2 asing laennya.
Saya yang seorang pelajar jls g gmpang bwt slalu nge upgrade kamera, tp sedikit demi sedikit. Dr safety bag nya,lens hood.., yg simpel2 dulu lah..

Ini beberapa foto yg ak ambil :













Yak, pada hari minggu kuturut kakakku ke sun mor UGM~ ~. Ak sngaja bw kamera, biar bs phutu2 *weks*, kan bnyak objek tuh. Nah ini beberapa hsl fotony.


(3 org anak muda yg sedang brcengkrama)
(Pengemis diantara hiruk pikuk sun mor)
(Pedagang balon menunggu pembeli)






























Ehh, mnggu depannya ak diajak temen2 bwt sun mor lg. Ya udah ak ikut, tidak lupa bw tuh kmera.. This is the result.. :














(Bnyak pengemis di sun mor.. tuh dia)
(Foto masjid kampus UGM lngkap dengan bayangannya)
(Pengamen wanita tua dengan kencrung uniknya)















Disana ketemu sekelompok mahasiswa yg keanya org fotografi. Kameranya... lensanya mantep. Dan lucunya mereka itu sengaja berpose dengan kameranya itu. HWhaha, narsis jg ya fotografer. Nih fotonya:


......

(Ngiler mas lensanya.. = ='




Wassalamualaikum...

FILM, FILM, dan FILM!



Assalamualaikum ....!


Waw..., akhir ini saya lg sukaaa bgt nonton film. Film trkhir yg saya liat twilight. Hmmm, bgs! Dan lagi nunggu2 film 3 doa 3 cinta, perempuan berkalung sorban, dan ketika cinta bertasbih, harry potter. InsyaAllah aku hrs bisa nonton..,




Emang sekarang bnyak bgt film yang diproduksi di Indonesia. Dan alhamdulillah ny, g mlulu soal cinta remaja, komedi 'nakal', dan horror. Lebih hebat lg, trnyta yg box office itu buka genre film yg tadi saya bilang. Ye.. senengnya.
Minggu2 trkhir ini, saya seringgg bgt pinjem cd ato dvd film di rental. Ya., pinjem film yg di rekomendasiin sama temen2. Walopun udh produksi lama, tp bgs2 jg. Saya jg sengaja liat film itu untuk belajar tata sinematografi, pengmbilan gambar, sama editingnya. Yap, saya emang hobi. Alhamdulillah dah sedikit bisa mensutradarai film pendek. Salah satu ilmunya ak dpet wkt syuting sinetron pildacil dulu. hhehehe.
Dan.., ak brharap bisa bikin film pendek lbh bnyak lagi, trutama religi! . sementara ini baru dua film yg saya dan temen2 bikin. Pertama judulnya "Ketika BEda", yang kedua "Sorry, I am Late"...

Buat temen2 yg baca blog ini.., ksh rekomendasi film yang bagus buat saya ya lewat komen.. Tp yg no SARA no horror, no 'yg aneh2'..!

Wassalamualaikum...






Total Pageviews

Tentang Saya

My photo
Yogyakarta, Sleman, Indonesia
Seperti mentari yang merona-rona. Mungkin itu alasan sekaligus harapan orang tua saya memberi nama Rona Mentari. Saya adalah juru dongeng keliling. Storytelling Activist. Dongeng menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan saya. Salam kenal! Mari bersilaturahim juga via instagram di @mentarirona

Tentang Blog Ini

Blog ini adalah catatan tulisan berdasarkan pengalaman, cerita, karya, dan berbagai cerita penulis - Rona Mentari. Kadang juga berisi celotehan kekesalan berbentuk puisi atau sekedar kegundahan tentang sekitar.

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers