Rona Mentari

tell a story, reap a wisdom

Kisah Rasulullah Mengasihi Anak Yatim

Kisah ini terjadi di Madinah pada suatu pagi di hari raya Idul Fitri. Rasulullah saw seperti biasanya mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan para muslimin dan muslimah, mukminin dan mukminah agar merasa bahagia di hari raya itu.
Alhamdulillah, semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari kesana kemari dengan mengenakan pakaian hari rayanya. Namun tiba-tiba Rasulullah saw melihat di sebuah sudut ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih. Ia memakai pakaian tambal-tambal dan sepatu yang telah usang.
Rasulullah saw lalu bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.
Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang putih sewangi bunga mawar itu dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut : “Anakku, mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya bukan?”

Gadis kecil itu terkejut. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita : “Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Anak-anak bermain dengan riang gembira. Aku lalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikanku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berjuang bersama Rasulullah saw. Dan kemudian ia meninggal dalam perjuangannya. Sekarang ayahku tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu siapa lagi?”
Setelah Rasulullah saw mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang ia membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku Rasulullah menjadi ayahmu? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Hasan dan Husein menjadi adik-adikmu dan Aisyah menjadi ibumu ?. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”
Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya.
Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya. Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah saw, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah katapun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya. Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah saw yang lembut seperti sutra itu.
Sesampainya di rumah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga uang saku untuk hari raya. Lalu ia diantar keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya. Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya :
“Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?”
Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab :
“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatima Az`Zahra. Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia dan bangga memiliki adik adikku yang menyenangkan bernama Hasan dan Husein. , dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”
Rasulullah saw bersabda : ”Siapa yang memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya, maka Allah SWT akan mendandani/menghiasinya pada hari Kiamat. Allah SWT mencintai terutama setiap rumah, yang di dalamnya memelihara anak yatim dan banyak membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan melindunginya, maka ia akan bersamaku di surga.”

Dalam kesempatan lain,Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda :”Dan barangsiapa yang membelaikan tangannya pada kepala anak yatim di hari Assyura, maka Allah Ta’ala mengangkat derajat orang tersebut untuk untuk satu helai rambut satu derajat. Dan barangsiapa memberikan (makan dan minum) untuk berbuka bagi orang mukmin pada malam Asyuro, maka orang tersebut seperti memberikan makanan kepada seluruh umat Muhammad SAW dalam keadaan kenyang semuanya.”— Al Hadis.

*Diambil dari buku ‘Sayang Anak Yatim’, penulis Vani Diana P. (4.bp.blogspot.com)

Kisah 'Air Untuk Ibu'


Di jaman dahulu, ada seorang anak yang sangat berbakti kepada ibunya. Namanya Syarifudin. Ia anak yang baik dan sholeh. Suatu hari, ibunya sakit keras. Sang ibu hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Saat malam hari, ibunya terbangun. Ibu Syarifuddin kehausan. Ia memanggil-manggil anaknya agar membawakan air minum. “Nak, kesini nak, ibu haus, tolong ambilkan air minum”, kata Ibu. Syarifuddin cepat-cepat mengambil air untuk ibunya. Tapi ketika ia datang, ibunya sudah tertidur kembali. Ia bingung apa yang harus dilakukannya. Haruskah ia membangunkan ibunya atau menunggunya sampai bangun lagi? Atau meletakkan air minum itu di samping tempat tidur ibunya?
Akhirnya, Syarifuddin memutuskan untuk menunggu sampai ibunya terbangun.
Dari menit ke menit, dari jam ke jam sampai waktu malam berlalu. Syarifuddin dengan sabar tetap berdiri di samping ibunya. Akhirnya, ibu Syariffudin bangun setelah matahari fajar bersinar. Ia kaget melihat anaknya sedang berdiri disampingnya.
“Anakku, apakah kamu berdiri semalaman disini nak?”, tanya ibunya.
“Iya bu, Syariffudin berdiri disini sejak ibu meminta diambilkan air minum”, kata Syarifuddin.
Ibunya terharu dengan kepatuhan anaknya. Ia kemudian mendoakan kebaikan anaknya yang berbakti itu. Ketika tumbuh dewasa, Syarifuddin menjadi orang yang sholeh dan berbahagia karena doa ibunya.

(diambil dari buku ‘Islamic Character Building Stories for Kids’)

Sadar

Dia hebat
Baru selangkah aku kesana
Terbayang lampau yang hijau
Jauh aku darimu
Rotasi ini pudar oleh rotasimu

Ketika tenda putih berbaris
Tegak dalam kesaksian suci
Tak sangka dalam fikirku
Ia lakukan rukun ini
Aku jadi malu oleh mataku sendiri

Letih kaki yang terbayang
Seperti renta dalam dakian
Aku saja seperti ini
Duhai engkau yang disana
Terlambat kusadari
Pencapaian luar biasamu ini

Dai Muda Pilihan Antv


Ya Allah, jika memang Dai Muda Pilihan menjadi jalan yang terbaik untukku maka dekatkanlah aku dengannya. Namun jika tidak, maka jauhkanlah dan gantilah dengan yang lebih baik dari pada itu Ya Rabb

Doa ini dijawab oleh Allah dengan lolosnya saya menjadi salah satu dari finalis dai muda pilihan antv. Sebuah kesempatan yang sangat berharga. Sedikit berkorban dengan proses perkuliahan harus saya jalani. 


Bertemu dengan 19 finalis dari seluruh Indonesia memang super sekali. Mereka adalah orang-orang hebat. Bermoral, ilmu agama dan pendidikan yang lebih, rendah hati, cerdas, dan senantiasa mengingat Allah. Saya banyak belajar dari mereka.

Ada 8 daiyah dari 20 finalis. Selain saya, ada Mursyida yang selain indah dalam melantunkan ayat Al quran juga pernah  pertukaran pelajar di Amerika selama setahun. Ada Putri yang pintar bermain kata-kata dan seorang jurnalis tangguh. Tsani yang tidak diragukan lagi ilmu agama dan bahasa arab-inggrisnya. Mega yang masih muda, cerdas, dan cinta dengan kearifan lokalnya. Maya yang rendah hati, baik, bersuara indah, dan ilmu agamanya yang luar biasa. Sherly yang sudah tidak diragukan lagi ketangguhan, kecerdasan, dan kehebatannya. Dan Syifa yang muda, agamis, cerdas, dan cara thausiyahnya yang khas.

Luar biasa. 
Terkadang saya bertanya tentang bahasa arab, hadis, atau ayat alquran. Bertanya dengan yang lebih muda bukan hal yang tabu. Kami semua sama-sama berbagi disini. Pengalaman ini membuat saya memiliki keluarga baru di Majelis Ilmu. 

Barakallah
:)

Total Pageviews

Tentang Saya

My photo
Yogyakarta, Sleman, Indonesia
Seperti mentari yang merona-rona. Mungkin itu alasan sekaligus harapan orang tua saya memberi nama Rona Mentari. Saya adalah juru dongeng keliling. Storytelling Activist. Dongeng menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan saya. Salam kenal! Mari bersilaturahim juga via instagram di @mentarirona

Tentang Blog Ini

Blog ini adalah catatan tulisan berdasarkan pengalaman, cerita, karya, dan berbagai cerita penulis - Rona Mentari. Kadang juga berisi celotehan kekesalan berbentuk puisi atau sekedar kegundahan tentang sekitar.

Popular Posts

Blog Archive

Powered by Blogger.

Followers