Bismillahhirrahmannirrahim..
Berbicara mengenai eksistensi
seperti tak akan habis dibahas. Siapa sekarang yang ga butuh eksistensi? Mulai
dari anak kecil didepan orang tuanya. Caleg yang memperjuangkan dirinya untuk
dipilih rakyat. Mahasiswa yang katanya aktivis. Seorang pria di depan
perempuan yang dia cinta. Karyawan didepan bos nya. Sampai tukang bakso
keliling yang selalu lewat depan rumah. Semuanya butuh eksistensi.
Bagaimana wujudnya? Nah ini nih
yang macem-macem. Eksistensi kini bentuknya beragam. Apalagi dengan
perkembangan teknologi informasi. Makin memperkaya khazanah ragam cara untuk
eksis. Hahaha.
Well, sebelumnya saya mau cerita
nih. Suatu saat, saya sedang di dalam perjalanan pulang ke rumah. Saya bertemu
dengan segerombolan pengendara motor. Mereka berjalan beriringan dengan
menggunakan baju yang sama. Semuanya dominan hitam. Rata-rata dari mereka
adalah kaum Adam. Setelah saya perhatikan atribut dan kaos mereka, saya bisa
menyimpulkan bahwa mereka adalah suporter sepak bola. Baru pulang dari mendukung
tim favorit mereka tanding ceritanya. Nah, saat berhenti di lampu merah ada
beberapa dari mereka yang sengaja membunyikan motor mereka dengan keras.
Nge-gas-in motor mereka sampe asap melambung kemana-mana. Udah kayak jaman kampanye
pas partai kita masih tiga. Dan mereka merasa bangga. La ini menurut saya
adalah bagian dari keinginan untuk eksis itu. Sang pengendara motor menunjukkan
eksistensinya dengan nge gas-gas in motornya. Biar orang-orang disekitarnya
liat. Iya sih, saya akhirnya melihat, tapi jelas bikin polusi. Polusi suara. Menurut
saya, ini bentuk eksistensi yang nggak indah dan nggak menguntungkan sama
sekali.
Kalo yang berhubungan sama
teknologi informasi, macem-macem bentuknya. Temen-teman pasti udah tau sendiri
lah ya. Dari bikin status FB, nge-tweet, path, instagram, BBM, WA, Line, sampe
nulis blog seperti saya ini nih, itu semua adalah salah satu cara untuk bisa
eksis. Tapi bukannya terus-terusan menceritakan semua yang kita lakukan. Dari bangun
tidur sampe tidur lagi. Sayang waktu kita!
Loh jadi eksis itu pengen diliat
ya? Ya bisa jadi begitu. Salah apa engga? Tergantung pengen diliatnya untuk
apa. Nggak ada salahnya kok, asal tujuannya baik dan jangan sampe kita
melupakan yang satu ini. Kita wajib banget eksis sama Dia. Wajib terus
meningkatkan eksistensi kita didepan Dia. Siapa Dia? Pencipta kita, pembimbing
jalan kita, tempat kita bergantung, Allah SWT. Sekarang mungkin banyak sekali
dari kita yang ingin eksis biar ‘diliat’, tapi apa mungkin kita juga ingin
eksis didepan Dia? Memang, eksis sama Allah itu nggak mengharuskan orang-orang
tau. Seperti contoh kisah Andi. Saat itu Andi sedang berada di toilet umum.
Saat berada di depan wastafel ia melihat wastafel yang kotor. Disana tak ada
orang sama sekali. Kemudian secara spontan ia mengeluarkan sikat gigi yang ada
di kantongnya dan membersihkan wastafel itu dengan sikatnya hingga bersih.
Setelah itu ia keluar toilet dengan senyum tersungging dari wajahnya.
Kenapa Andi mau melakukan itu?
Jawabannya adalah karena Andi yakin Allah akan memberi pahala saat melihat
perbuatannya. Jadi Andi sedang caper alias cari perhatian di depan Allah!
Boleh? Boleh pake banget! :D
Eksistensi kita sama Allah lah
yang utama. Coba kalo eksis didepan manusia, nggak akan ada habisnya. Saya jadi
ingat istilah Bunda Tatty Elmir, pahlawan di jalan sunyi. Nah pahlawan di jalan
sunyi ini menurut saya adalah orang yang eksisnya luar biasa didepan Allah.
Mereka tulus memberi manfaat pada orang-orang disekitarnya tanpa ingin
diketahui orang banyak.
Ya, berbicara mengenai eksistensi
seperti tak akan habis dibahas. Siapa sekarang yang ga butuh eksistensi?
Utamanya, untuk kehidupan kekal nanti. Eksistensi kita di depan Yang Maha.
*mostly dedicated to me and, you, the readers. :)
**Ps: Ramadhan sudah didepan mata, pantasin diri dulu buat menyambut si dia (baca: Ramadhan)