Air bus 330
milik maskapai penerbangan Qantas menjadi bagian dari hari bersejarah ini.
Menuju Wellington, New Zealand untuk “Intercultural and Leadership Camp”
disana. Kami transit dulu di Sydney untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke
Wellington dua jam setelah sampai di Sydney.
Ya, alhamdulillah,
Allah memberi kesempatan saya untuk mengunjungi New Zealand. Salah satu target saya di revolusi 20, dijawab Allah lewat program ini. Allahuakbar.
Tepatnya di VUW
(Victoria University of Wellington), sebagai penyelanggara program ini. Saya
tidak sendiri, bersama delegasi Indonesia yang semuanya mahasiswa, kami
belajar, berinteraksi, dan menambah pengalaman diri. Selama dua minggu, saya
dan beberapa teman dari Universitas Paramadina menjadi bagian dari masyarakat
VUW. Tinggal di asramanya yang waw, belajar di kampusnya dan mengeksplor kota
indah itu, Wellington.
Banyak sekali
kisah yang terukir dalam perjalanan itu. Dari pengalaman di VUW, bertemu dengan
kiwi’s (sebutan untuk orang NZ) yang luar biasa ramah, jadi musisi jalanan,
ngisi pengajian Umat Muslim Indonesia disana, main gamelan, ke Islamic Center, sampai
dapat kesempatan mendongeng bareng pendongeng Wellington. Masyaallah.
Program ini
dibiayai oleh VUW selama disana. Tapi biaya tiket yang tak murah dan asuransi
ditanggung sendiri. Alhamdulillah, beberapa sponsor bersedia memberikan
sebagian rezeki nya untuk membantu saya. Tentu, sponsor menjadi pendukung saya
dalam mengikuti program ini setelah keluarga, terutama Papa.
Tanpa mengurangi
rasa hormat, saya ingin berterimakasih kepada para dermawan. Ini saya lakukan
bukan karena mereka yang meminta, tapi inisiasi saya pribadi. Setidaknya
semoga, kita bisa belajar dari mereka.
Pertama kepada
Bapak Soekeno, CEO Muncul Group,
sebuah grup usaha di Jogja yang telah merintis karirnya sejak lama. Terimakasih
Pak Keno.
Kedua kepada Hj.
Dra. Pujanti, pimpinan PT. Bali Saudara Valas. Seorang muslim di Bali yang merintis usaha nya dari nol. Luar biasa sedekahnya. Dan tentu dukungannya untuk pendidikan.
Ketiga kepada Bapak dr. Gun Nugroho Samawi, dirut PT BP Kedaulatan Rakyat, sebuah perusahaan koran
utama di Yogyakarta, yang membawahi beberapa koran di DIY.
Keempat kepada
Bapak Herry Zudianto, mantan walikota Jogja yang kini menjadi Ketua PMI DIY.
Terimakasih juga untuk waktunya berbincang dan memotivasi saya ya pak..
Kebaikan mereka
tentu memotivasi saya untuk melanjutkan amanah serupa itu nantinya. Sekali
lagi, terimakasih.
Pengalaman di
Wellington, akan diceritakan di postingan blog selanjutnya. Insyaallah :)