Bismillahirrahmannirrahim..
Assalamualaikum..
Sahabat, well, saya menulis ini untuk memenuhi syarat essai sebuah program di kampus. Tentang kepemimpinan, dan pas karena juga ada yang request. Jadi... semoga tulisan saya yang bukan siapa siapa ini bermanfaat untuk semua.. :)
Sahabat, pada dasarnya, kita adalah pemimpin bagi diri kita
sendiri. Dan sebaik-baik pemimpin, awalnya adalah yang mampu memimpin dirinya
sendiri dengan baik. Memimpin hatinya, artinya apa yang ia yakini dalam hati
dan ia fikirkan sesuai dengan perkataan dan perbuatannya. Kemudian bisa
mengatur hidupnya, artinya ia disiplin dan pandai mengatur waktu. Bisa
menyelesaikan masalah-masalah yang ia hadapi.
Namun bagi seorang pemimpin di masyarakat, yang memiliki
kelompok yang dipimpin, kepekaan terhadap lingkungan di sekitarnya adalah
sesuatu yang harus dimiliki. Karena pemimpin seperti ini memimpin pihak lain,
bukan hanya untuk dirinya. Ia memimpin sebuah populasi yang berarti ia harus
paham karakteristik sifat, kemauan, dan masalah mereka. Karena memahami mereka
memerlukan kepekaan itu. Dan tentu, menurut saya seorang pemimpin yang baik adalah yang pernah dipimpin.
Kepemimpinan menurut saya bukanlah siapa yang didepan,
tapi siapa yang mampu menggiring. Ibarat penggembala, saat menggembalakan
kambing atau bebek misalnya, sang penggembala bukan berada di posisi depan,
mudah ‘terlihat’. Hingga terkadang saking asiknya didepan, lupa terhadap
gembalanya yang masih ketinggalan jauh. Tidak tahu saat gembalanya ada yang
sakit atau ‘diambil’ orang. Tapi sang penggembala berada di belakang. Mendorong
gembalanya, mendukung gembalanya untuk terus kedepan. Kalau perlu penggembala
memberi ‘asupan makanan’ yang baik agar gembalanya aktif. Dan kalaupun ada yang
malas-malasan, penggembala siap memberikan sedikit ‘pukulan’ yang bertujuan agar
gembalanya sadar dan terus bergerak. Tapi bukan pukulan yang menyakitkan,
pukulan yang membangun. Dan penggembala cepat merespon dan paham jika
gembalanya ‘sakit’.
Tapi seorang penggembala akan berada paling cepat di
tempat yang paling depan, jika ada bahaya mengancam gembalanya. Ia siap
melindungi gembalanya dengan segenap jiwa dan raga. Saya jadi ingat banyak nabi, termasuk Rosulullah SAW yang menjadi penggembala di masa kanak-kanaknya. Sungguh sebuah latihan kepemimpinan yang indah.
Tapi sekali lagi, kepemimpinan bukan soal jabatan yang
tinggi, banyaknya populasi yang dipimpin, ataupun kepopuleran. Pemimpin adalah
pelayan, fasilitator yang dipimpin. Dan bertindak bukan semata-mata untuk
dirinya, tapi untuk kesejahteraan kelompok yang dipimpin.
Siapkah menjadi pemimpin? :) Tentu! insyaallah!
*Ya Allah jadikanlah perbuatanku lebih baik dari lisanku. Allah Allah Allah..
Wassalamualaikum..
Wassalamualaikum..
1 komentar:
thankyou rona, you relize my request. So, i know what's the philosophy behind penggembalaan ternak, dimana bebrapa rasul melewati pengalaman ini.
Nice post:)
Post a Comment