Bismillahhirrahmannirrahim,
Sahabat, ini adalah kisah pengalaman saya saat pertama kali diminta mendongeng didepan anak-anak siswa SLB. Sebuah pengalaman yang mengkayakan. :)
Kendaraan kami
memasuki pagar dan gerbang ber cat biru terang. Sekilas ada papan putih
bertuliskan SLB, Sekolah Luar Biasa. Bersama kakak, hari ini, di bulan syawal,
adalah jadwalku untuk menjadi juru dongeng. Tapi berbeda dari yang lain, untuk
pertama kalinya, aku akan mendongeng didepan anak-anak murid SLB. Menarik
sekaligus menegangkan. Ini adalah pengalaman pertama. Aku benar-benar penasaran
berada di tengah-tengah mereka. Tapi aku juga takut tak bisa berkomunikasi
dengan mereka. Tapi, Ms Neti, mantan guru SMA ku sekaligus yang menjadi
perantara untuk mengundangku mengatakan, anak-anak disana sangat komunikatif
dan senang kalau aku bisa hadir.
Setelah memasuki
ruangan aula besar, aku melihat anak-anak luar biasa ini. Ternyata mereka sudah
menunggu. Sesekali beberapa anak melambaikan tangannya padaku. Jumlah mereka
tidak sedikit, dengan seragam sekolah yang berbeda-beda. Dari yang berseragam
SD, SMP, sampai SMA. Aku mengamati mereka, unik. Tapi jujur, aku masih takut,
bisakah aku mendongeng di depan mereka? Gitar disiapkan oleh kakakku. Setelah
bersalaman dengan guru-guru, pembawa acara mempersilahkan aku kedepan.
Pikiranku melayang, mengingat apa yang aku
niatkan untuk acara ini. Aku berniat untuk bersenang-senang dengan mereka,
mengajak mereka berbicara, menghibur mereka, itu saja. Aku tidak akan
menjadikannya beban. Karena yang dibutuhkan adalah komunikasi, senyum, dan
kebahagiaan dari hati. Aku memulainya dengan bahagia, biarlah Allah yang
menentukan hasilnya.
Bismillahirrahmannirrahim...
Untuk mengkondisikan suasana, aku memulai dengan menyanyikan lagu Insan Utama,
Hadad Alwi diiringi gitar. Mereka mulai merespon, ada yang bertepuk tangan. Ada
yang memandang serius. Ada juga yang mencoba untuk menyanyi walaupun aku tahu
dia tak hafal. Respon awal ini mengagetkanku. Salam pembuka ku dijawab dengan
serempak. “Ulang salamnya, masih ada yang
belum jawab, nanti yang jawab salam Rona doakan dapet nilai ujian yang bagus..”.
Mereka menjawab mantap “Aminnn..”.
Masyaallah, bahkan ini diluar dari bayanganku.
Aku menyapa
mereka. Mereka pun membalas dengan wajah yang berbinar. Ya, keterbatasan mereka
tak mampu menyembunyikan binar-binar itu. Dongeng kambing bernama Dompu dan Bul
bul menjadi pilihanku. Aku pun bertanya, pertanyaan yang awalnya aku ragu
mereka bisa menjawab.
“Apa pelajaran yang
bisa teman-teman ambil dari dongeng tadi?”, tanyaku bersemangat.
“Harus mau mengalah!”, “Kambing!”, “Harus
jujur!”, “tidak boleh berkelahi”, dst. Ternyata dugaan awalku salah, maafkan
aku ya teman. Aku tak menyangka. Lagi-lagi mereka membuatku bangga. Mereka
menjawab dengan jujur, walaupun ada beberapa yang tak tepat, tapi aku tak bisa
menyalahkan mereka. Karena cara berpikirku dan mereka juga berbeda. Dan
keberanian mereka untuk mengungkapkan pendapat saja sudah lebih dari cukup
untukku. Sesekali aku mendekat, berdialog dengan mereka. Juga dengan Trimbil
yang aku bawa hari itu.
Lagu Jangan
Menyerah menutup perjumpaanku hari itu. Mereka ikut menyanyi, binar-binar
mereka memenuhi ruangan aula. “Allah
pasti kan menunjukkan... kebesaran dan kuasanya... bagi hambaNya yang sabar dan
tak kenal putus asa...” ada sesuatu mengalir di rongga dadaku. Hampir saja
air mataku tumpah. Tapi lebih dari itu semua, semoga pesan semangat itu sampai.
Antusiasme, sikap
menghargai, keberanian, percaya diri, tawa, dan senyum mereka hari itu,
mengajariku banyak hal. Saat kami teman-teman muslim berdoa pun, teman luar
biasa yang beragama nasrani menyesuaikan, tak kalah khusyuknya. Aku bersyukur,
lewat Ms Neti, Allah mempertemukanku dengan orang-orang luar biasa ini. Aku
miris, dengan kisah-kisah dibalik kehidupan mereka yang getir, tak jarang
dibuang, dikucilkan, atau disembunyikan oleh keluarga mereka sendiri. Subhanallah.
Aku yakin, Allah
menciptakan sesuatu dengan maksud. Kita manusia diminta “IQRA”, membaca segala
tanda-tanda yang Allah ciptakan. Dan hari ini, Allah bermaksud mengajariku
tentang rasa syukur, sikap menghargai, istiqomah, keikhlasan, dan kehidupan
melalui insan-insan luar biasa dengan segala ‘kelebihan’ mereka. Subhanallah
walhamdulillah walaaillahailallahu allahuakbar...