*baca dengan sudut pandang Aku adalah dirimu juga :)
Dua puluh tiga September lalu, tepat
21 tahun aku hidup di dunia. Dua puluh satu tahun ikut andil dalam perubahan di
dunia, bertanggung jawab pula atas perkembangan baik dan buruknya lingkungan.
Sedikit mengingat, Muhammad Al Fatih
berumur 21 tahun saat memimpin pasukannya menaklukkan Konstantinopel. Steve
Wozniak berumur 21 tahun saat bersama Steven Jobs membuat komputer dan kemudian
menjualnya. Juga Lionel Messi, umurnya 21 tahun saat mengangkat bangga piala Liga Champions (2006) dan Piala Dunia
Antarklub (2007). Kamu? Mungkin sudah banyak membubuhkan tanda centang di ‘buku
komitmen’ yang bentuknya bermacam-macam sesuai keinginan. Lalu aku?
Apa waktuku sama dengan mereka
denganmu? Jelas sama. Kita sama-sama punya enam puluh detik dalam satu menit.
Sama-sama punya enam puluh menit dalam satu jam. Juga punya dua puluh empat jam
dalam sehari semalam. Sama. Allah Maha Adil.
Sampai berbagai ucapan dan doa itu
sampai.
“Met Ultah ya Kak”
“Met milad ya”
“Semoga makin menyinari”
“Terus menginspirasi ya”
“Semoga umurnya berkah”
“Semoga cita dan cintanya tercapai”
“Met tambah tua yak”
“Sukses dakwahnya ya”
“Jadi kebanggaan ortu ya”
“Semoga tambah karya”
“Semoga brtambahnya umur juga
bertambah amal baiknya”
“Jadi tukang dongeng yang keliling
dunia ya”
Dan semuaaa telfon, pelukan, hadiah, doa, juga
foto yang membuat wajah ini berbinar, tersenyum, sambil komat-kamit bilang
“Amin..”
Terus? Tentu, kata “Amin” tak akan berarti apa-apa tanpa sebuah tindakan. Dan betapa indahnya sebuah tindakan jika diiringi doa, apalagi dari orang-orang disekitar. Terimakasih untuk semangat dan motivasi lewat doa doa itu. J