“Hello Rona, We are pleased to confirm your
place on the Storytelling Beyond Words course starting 25 February 2018..”
Itu adalah kalimat pertama dari email yang
masuk ke saya. Alhamdulillah! Beberapa hari setelahnya saya mendapat email bahwa
pengajuan diskon untuk tuition fee saya diterima. Walaupun diskon yang
diberikan tidak penuh (25% dari tuition fee), tapi setidaknya ini bisa
membuktikan kepada target sponsor bahwa saya layak untuk mereka dukung.
Setelah mendapat beberapa tanggal penting
terkait waktu pembayaran dan pembuatan visa, saya mulai merancang target
pencarian sponsor. Saya list beberapa target sponsor seperti
perusahaan-perusahaan, pemerintahan, sampai orang-orang kaya yang saya kenal.
Saya buat proposal, saya datang dan cerita, saya telfon sampai bosen, saya
minta bantuan teman, dan seterusnya.
Hingga saya dapat dua orang yang bersedia
mendukung saya secara materi. Alhamdulilah. Kadang kita nggak tau dari mana
Allah nitipin rejeki kita, jadi mencoba dan percaya diri jangan sampai
terlewat. Kedua orang baik ini memberikan bantuan dengan nominal yang bagi saya
banyak. Tapi belum cukup untuk memenuhi biaya studi dan biaya hidup saya selama
disana nanti. Masih butuh sekitar 90 persen dari total kebutuhan. Saya kemudian juga sudah mengajukan beasiswa ke program Beasiswa Unggulan Non Degree
dari Kemdikbud dan ke beberapa perusahaan.
Tenggat waktu pembayaran sudah semakin dekat.
Belum ada tanda-tanda pengumuman dari kemdikbud dan belum ada berita baik dari
proposal yang sudah saya ajukan sebelumnya. Belajar dari nasihat para orangtua,
berusaha dan terus berdoa, saya juga berusaha tetap yakin. Keyakinan ini tentu
dibarengi sama usaha. Insyaallah semesta akan bantu.
…..
Alhamdulillah saya mendapat pengumuman membahagiakan
dari kemdikbud. Saya mendapat beasiswa unggulan non degree. Program yang saya
ajukan akan dibiayai oleh Direktorat Kerjasama Luar Negeri, dari Dirjen
Kebudayaan, Kemdikbud. Walaupun sebelumnya sempat tiga kali mengajukan
pemunduran tenggat waktu pembayaran ke college karena saya belum bisa membayar
dengan tepat waktu. Oh iya, sayangnya, program Beasiswa Unggulan Non Degree ini sudah tidak ada lagi tahun ini. Jadi saya juga sedih saat merekomendasikan teman-teman untuk apply beasiswa ini. Tapi ternyata tahun 2018 ini tidak ada. Direktorat terkait mengalihkannya ke beberapa program residensi. Ohya, bagi yang ingin tau lebih lanjut tentang Beasiswa Unggulan, silahkan cek di beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id
Proses ini Alhamdulillah terlewati. Intinya
sih, yakin, usaha, dan doa. Insyaallah semesta akan ikut membantu
mewujudkannya! (Gimana kalau nanti akhirnya benar-benar nggak terwujud?
Pertama, yakin itu berarti kita percaya bahwa sesuatu itu akan terwujud. Jadi
jangan terlalu banyak mikir ini sulit dulu. Tapi tetap siap ketika emang
benar-benar tak terwujud. Artinya, kita percaya lagi, bahwa aka nada yang jauh
lebih baik dari ini. Insyaallah!)
Emerson College semakin dekat. Persiapan keberangkatan dimulai. Saya mulai
mempersiapkan diri dengan belajar lagi Bahasa Inggris terutama reading dan
speaking. Just to let you know, saya ini nggak jago Bahasa Inggris. Di SD saya
dapat nilai terendah di angkatan saya untuk Bahasa Inggris. Inget banget saat
itu di pelajaran Bahasa Inggris saya dapat nilai 4,6!
Pelajaran Bahasa Inggris saat SD saya anggap
mirip dengan Matematika karena menggunakan rumus! Saya ingat sekali saat guru
mengingatkan untuk menulis kata dalam Bahasa Inggris dengan ejaan yang benar.
Karena, salah satu huruf saja, akan salah. Saya ingat, chair (kursi) adalah salah
satu dari sedikit kata Bahasa Inggris yang saat itu amat saya ingat. Saya
senang sekali saat mendapat soal ulangan yang diminta menuliskan kata Bahasa Inggris
dari beberapa gambar. Salah satu gambarnya adalah kursi.Untuk gambar lainnya
saya tidak paham benar. Tapi yang saat itu saya yakini 100 persen adalah kursi!
Hasil ulangan Bahasa Inggris dibagikan. Ada angka
4,6 di ujung kanan kertas. Ini nilai terjelek yang pernah saya dapat. Mata saya
menyapu pandangan di kertas yang sedang saya pegang. Bagaimana soal ‘kursi’?
Ternyata SALAH! Saya sedih sekali! Saya menulis CAIHR, bukannya CHAIR! Tuh kan,
salah satu huruf saja, salah! Sebal rasanya.
Iya, itu tadi sedikit cerita tentang pengalaman
saya dengan Bahasa Inggris saat masih SD. Hehe. Kembali ke persiapan. Saya
memilih Mba Vani sebagai guru privat saya untuk belajar Bahasa Inggris kali
ini. Beruntung punya teman yang bisa jadi guru juga. Jadinya belajarnya juga
nggak malu-malu atau gengsi. Hihi.
Bersambung lagi ya. Tulisan selanjutnya, saya
akan bercerita tentang storytelling course di UK. Silahkan ikuti blog ini untuk
dapat info terbarunya.
Rona Mentari
x