Assalamualaikum, Salam Indonesia!
Baru tadi pagi aku menerima puluhan sms yang secara khusus mendoakan ku di usiaku yang ke 19. Subhanallah. Satu per satu mereka yang aku sayang mengerti akan hari yang sangat penting bagiku. Hari dimana Mama berjuang antara hidup dan mati melahirkanku. Dan untuk pertama kalinya aku menghirup nafas dunia. Satu per satu pesan singkat berjejal memasuki ruang HP tuaku. Berawal dari ucapan Enyak dan Tika lewat BB teman. Deti, Kak Pipin, Nabila, Sari, Tante Nina, Icha Ndut, Citra, seseorang, Dhilla dul dul, Fajar, Astrid, Ira, seseorang, Tika, Dhilla psikologi, Ipul.
Pagi hari, papaku menelfon. Mengucapkan selamat hari kelahiranku. Terimakasih Pah untuk semua yang Papa beri 19 tahun ini.
Tidak ada yang berbeda. Aku beraktivitas seperti biasa di kampus. Sesekali beberapa teman yang mungkin sudah membuka akun FB nya mengucapkan kata selamat itu.
Statistik Komunikasi 2 berlangsung saat HP di kantong kanan surjanku bergetar. Ini nomor HP kakakku, mba ayu.
Aku: Apa Mba Ayu? Aku lagi kelas ni..
Mba Ayu: Bisa keluar bentarr ga, penting nii..
*sekilas bayangan berlebihan berkelebat membayangkan yang seperti di tv-tv. Ah korban media! Aku pun keluar kelas. Terdengar di ujung saluran
Selamat ulang tahun kami ucapkan, selamat panjang umur kita kan doakan, selamat sejahtera sehat sentosa, selamat panjang umur dan bahagia!
Suara melengking khas anak-anak yang tak asing kudengar disana. Iya! Itu pasukan RDM! Pasukan yang memiliki semangat maju yang tinggi. Ah, aku terharu. Satu per satu mereka mengucapkan kata selamat itu di ujung telfon. Hafal aku dengan suara kalian. Dan aku kangen. Pasukan RDM, kalian keren!! Juga kakakku, mba arum mengucapkannya. Tante ku juga, mungkin dia sedang disana. Terimakasih
Keluarga di Kafha sedang punya hajat hari itu. Gilaa! Habis aku!, begitu awalnya aku pikir. Berusaha menghindar untuk menjadi korban perayaan hari ulang tahun yang mengerikan khas Kafha. Ah, kepedean kau Rona! Haha. Tapi tidak, Kafha sedang punya hajat. Sempat apa menyiapkan tetek bengek adonan?
Santai saja aku mengikuti acara penyambutan anggota baru malam tadi. Seperti biasa pada aktivitas Kafha sebelumnya yang selalu membuatku enjoy. Aku lupa dengan hari ulang tahunku sejenak. Beberapa teman masih mengucapkan selamat hari ulang tahun di sela itu. Sampai sebuah grup yang dijuluki “Chery Bell” oleh MC akan maju kedepan. Anak-anak Kafha memang terlampau pede. Kali ini giliran Kak Tiwi, Kak Devina, dan Kak Novi yang akan menggila. Apalagi ya? Saking semangatnya aku maju kedepan sambil bersiap tertawa menikmati. Aku masih lupa dengan ulang tahunku. Tapi ada yang aku bingung, kenapa mau tampil kedepan nggak ada musiknya? Kenapa di depan laptop nggak ada orang yang bersiap menyalakan musiknya. Sempat sebel karena cukup lama menunggu penampilan yang sepertinya akan bakal meriah ini. Ini aku masih tidak ingat dengan hari ulang tahunku.
Setelah ketiga anggota girl band ini kedepan panggung..
Kak Tiwi: Kita mau nyanyi lagu, yang bisa dan tau lagunya, nyanyi bareng kita yaa... *kira-kira begitu*
BING! Sinyal itu muncul tapi tak kuat. BING!
Happy birthday Rona, happy birthday Rona, Happy birthday happy birthday happy birthday Rona!
Mereka menyanyikan lagu itu. Aku diminta ke depan. Teman-teman menarikku kedepan. Mentari di wajah ku merona. Aha! Aku ingat hari ini ulang tahunku!
Teman-teman berjalan kedepan sembari itu. Nadia memimpin prosesi peniupan dengan lilin obor dan sate sebagai kue ulang tahun. Unik! Ini Kafha ron. First sate for Kafha!
Doa dan pelukan hangat bergiliran menghampiri jiwaku. Subhanallah. Aku tidak sendiri, keluargaku banyak. Banyak sekali bahkan! Aku tidak sendiri Ma!
Asik saja kulewati acara Kafha setelah nya. Aku bersyukur, tidak ada telur perayaan itu! Bermain gitar bersama Ayu, Niken, dan Ayum sebagai hiburan malam itu. Menghibur ku pula yang sedang berusia 19 tahun ini. A beautiful voice guys! You rock! I dont wanna wait it vain!
Acara malam itu hampir selesai. Sherly datang menghampiriku, ia berbicara soal kain putih yang hilang di wanita parlemen. Sherly seperti benar-benar bingung. Katanya Bang Benni marah karena mencari kain putih Kafha yang hilang. Dan Sherly ditanyai soal itu oleh Bang Benni. Sherly terlihat jengkel. Aku berusaha menenangkan dengan menepuk bahunya.
Jengkel juga aku “Kenapa yang ditanya justru Permoni yang saat itu tidak di bagiannya?”
“Kenapa tidak tanya artistik saja?” “Kenapa baru sekarang?” “Kenapa?”
Yang ini aku terpancing. Dan untuk saat ini kalian berhasil kawan.
Sherly mengajakku berbicara soal kain putih ke Bang Benni, awalnya aku tidak mau, tapi kasihan Sherly yang sepertinya sangat frustasi. *Akting yang bagus sher!* Heran tapi, Bang Benni di dekat mobil sepertinya sudah siap sekali menyidang kami. JENG JENG. Tapi aneh, ini bukan Bang Benni banget. Apalagi mempermasalahkan kain putih? JENG JENG sudah mulai tercium nih ada bau busuk telur ayam.
Oke, sampai sinilah keberhasilan kalian. Karena aku antara yakin dan tidak yakin akan dikerjain. Tapi prosentase yakin akan dikerjainnya lebih besar dari pada tidak. Haha, I see you guys! Tapi kuturuti saja. Senyum sempat tersungging. Aku pun kembali ke arah Bang Benni dan Sherly setelah kutanyai beberapa teman artistik tentang kain putih SEMU itu.
Namun bau telur busuk itu semakin tercium dengan lagak teman-teman disekitarku. Mereka mendekat ke arahku. Enyak yang dengan pedenya tersenyum sadis membawa botol aqua besar penuh air. Bodohnya, aku diam saja. BYUR! Kuyup aku oleh airnya. Aku fikir itu saja. Tapi!!
AH, sesuatu yang amat sangat terlalu kuhindari sepertinya mendarat di tubuhku. TELUR! ARGHHHH.
Aku jadi bulan-bulanan perayaanku sendiri. Terimakasih untuk lemparan telur yang amat dahsyat itu! Terutama yang di punggung, karena sampai saat aku menulis ini, sakitnya masih terasa. Haha. Tiba-tiba tepung! ARGHHH lagiii. Terimakasih untuk tepung yang dengan pasrahnya aku terima. Dan untuk Kak Dondik, terimakasih untuk lemparan tepung yang tepat memutihkan wajahku! Bahkan sampai ke tenggorokan, karena posisiku saat itu yang sedang tertawa. *Aku emang jarang pake bedak guys, tapi nggak gitu juga kali!* gyahaha.
Bajuku jadi berat oleh adonan telur, tepung, air, dan apapun lagi itu. Ku coba mendekat ke arah mereka, jahil ingin mengotori bajunya. Sherly sepertinya tepat menjadi sasaran empuk pelukan indahku! Tapi TANG! Botol minuman yang ia bawa dengan indahnya mendarat di bagian mulutku. Membuat goresan indah di gusi. Ahahaha. Unforgetable sher! Tapii gapapa. Aku nggak marah sama sekali. Aku malah tertawaa. Teringat beberapa tahun yang lalu ini juga terjadi padaku, tapi aku berada di posisi sherly saat itu. Dan bedanya aku dengan ember! Bukan tempat minum. Lebih parah bukan!. But you know what?! Aku tidak sampai melukai gusi temanku. Aku baru sadar, dia memakai kawat gigi saat itu! Ahahah, ternyata ada gunanya juga behelnya. *ingat ini Ellyna Aisha Sari? Hahaha
Syukurlah, Ayu berbaik hati meminjamkan kemejanya. Setidaknya aku tidak terlihat seperti orang gila saat naik sepeda pulang nanti. Dengan baju penuh goresan indah adonan. Aku dan Ayu pulang bersama, kami berjalan beriringan dengan sepeda.
Sampai rumah, saatnya untuk bersih diri dan mencuci semua ini. Pintu kamar kubuka, berniat memasukkan kaos kaki ke tempat baju kotor. Dan “Happy birthday to you! happy birthday to you, Happy birthday happy birthday happy birthday to you! “
Nayla, Niken, Resti, Yensus, Ayum, Sherly, Dewi, Nimas, lalu Ayu berkumpul di balik pintu dengan kue lucu yang berhiaskan lilin menyala lalu menyanyikan lagu itu. Subhanallah. Keluargaku memang banyakk. Terimakasih teman seperjuangan!
Tambah special lagi dengan membulatnya mataku melihat sebuah postingan ini http://relaxafterhour.blogspot.com/2011/09/rona-becomes-more-special.html ,terimakasih :)
Hari ini spesial. Dan karena kalian aku terus berjuang!