Rona Mentari

tell a story, reap a wisdom

Bangga Dengan Alquran


Bismillahhirrahmannirrahim..

Kali ini Rona mau share tulisan artikel yang diterbitkan Koran Minggu Pagi Yogyakarta untuk kolom "Inspirasi Ramadhan". Beda dari tulisan Rona di blog biasanya, ini agak formal, maklum untuk konsumsi media cetak. Tapi semoga easy to understand :) Enjoy!

Ramadhan telah memasuki sepuluh hari terakhirnya. Rosulullah mencontohkan kepada kita untuk semakin meningkatkan kualitas ibadah. Salah satunya ditunjukkan dengan aktivitas kita bersama Alquran. Kini, seringkali kita malu dengan identitas kita sebagai muslim. Malu memperlihatkan ritual agama kita. Bahkan malu membaca Alquran di tempat umum. Alhasil waktu yang kita habiskan bersama Alquran menjadi minim. Kini saatnya pada bulan Ramadan, bulan yang penuh rahmat dan berkah ini, merupakan momen penting untuk kembali kepada Alquran, buku petunjuk kehidupan kita.

Allah berfirman dalam Quran Surat Al-Qamar ayat 17 yang artinya “Dan sungguh, telah Kami mudahkan Alquran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” Ayat ini bahkan diulang empat kali dalam surat yang sama pada ayat 22, 32, dan 40. Rosulullah juga bersabda “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al quran dan mengajarkannya” (HR Bukhori).


Alquran ibarat buku petunjuk hidup kita. Mempelajarinya berarti mencari tahu petunjuk dari Allah SWT. Membacanya berarti kita sedang berusaha memahami pesan cinta dariNya. Lalu bagaimana cara memahami Alquran? Satu hal yang paling mudah yang bisa kita lakukan adalah dengan membaca artinya. Selain akan menambah pemahaman kita tentang isi Alquran, membaca arti dalam bahasa Indonesia juga bermanfaat bagi diri kita. Dalam dunia kedokteran, proses ini dikenal dengan istilah Recticular Activating System, sebuah jalan menuju bagian otak untuk meningkatkan daya fokus dan konsentrasi. Masyaallah. Tapi apa kita masih punya waktu untuk menyibukkan diri kita dengan Alquran?

Sebuah kisah menyebutkan, seorang Ustadz dari Indonesia dan Syekh dari Timur tengah sedang berada diatas pesawat saat jam menunjukkan waktu sholat. Setelah berwudhu, Syekh meminta sang Ustadz untuk segera mengumandangkan adzan. Dimulailah sholat berjamaah diatas pesawat dengan Syekh sebagai imamnya. Sang Syekh melantunkan surat yang ia baca dengan lantang. Tidak sedikit orang di sekitar yang memandang mereka heran. Pesawat ini memang menuju ke negara yang bukan mayoritas muslim. Setelah salam, Ustadz bertanya kepada Syekh, “Syekh, apa anda tidak canggung dengan lantang membaca ayat Quran diatas pesawat ini? Dari tadi banyak yang menatap ke arah kita”. Syekh menjawab “Kenapa kita harus canggung mendengarkan ayat Quran pada mereka? Sementara mereka dan banyak orang diluar sana yang tidak canggung memperdengarkan kemaksiatan kepada kita”.

Pembaca yang dirahmati Allah, kisah nyata tadi agaknya cukup menyentil diri kita. Allah berfirman dalam Surat Fussilat ayat 26 yang artinya, “Dan orang-orang yang kafir berkata, ‘janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Alquran ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan (mereka)”. Dalam surat ini dijelaskan bahwa sengaja dibuat ‘kegaduhan’ dalam arti luas untuk menjauhkan kita dari Alquran. Kita disibukkan oleh perkara-perkara duniawi agar diri kita jauh dari Alquran.

Pembaca yang dirahmati Allah, mari kita bersama jadikan Ramadhan ini momentum untuk kembali pada Alquran. Tunjukkan bahwa kita bangga menenteng Alquran. Dan sibukkan diri kita dengan membaca serta mempelajari Alquran.

(Rona Mentari untuk kolom Inspirasi Ramadhan Koran Minggu Pagi)

1 komentar:

Anonymous April 26, 2014 at 5:43 PM  
This comment has been removed by a blog administrator.

Total Pageviews

Tentang Saya

My photo
Yogyakarta, Sleman, Indonesia
Seperti mentari yang merona-rona. Mungkin itu alasan sekaligus harapan orang tua saya memberi nama Rona Mentari. Saya adalah juru dongeng keliling. Storytelling Activist. Dongeng menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan saya. Salam kenal! Mari bersilaturahim juga via instagram di @mentarirona

Tentang Blog Ini

Blog ini adalah catatan tulisan berdasarkan pengalaman, cerita, karya, dan berbagai cerita penulis - Rona Mentari. Kadang juga berisi celotehan kekesalan berbentuk puisi atau sekedar kegundahan tentang sekitar.

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers