bismillahhirrahmannirahim..
Sahabat, utk pertama kalinya, saya nge post blog di usia yang sudah menginjak 20 tahun. Alhamdulillah.
Dan ini adalah tulisan kakak di hari bersejarah itu, 23 September lalu. Tepat 20 tahun setelah saya dilahirkan di dunia.
Dan hati ini pun bergetar saat membacanya, terimakasih Mbayu, Mbarum, dan orang-orang hebat di sekelilingku :)
Hari ini,
tepat 20 tahun yang lalu, lahirlah bayi mungil di sebuah rumah sakit bersalin
di daaerah Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Kala itu, umurku masih 1 tahun. Aku
sama sekali tak mengerti apa yang terjadi. Yang aku tahu, para tetangga dan sanak
saudara berdatangan menengoknya. Mungkin saat itu aku hanya bisa menangis,
merasakan keramaian disekitar. Mamah menatap bayi itu dalam-dalam. Kalau aku
sudah bisa bicara, tentu aku akan bertanya, “Itu siapa, Mah?” Tapi sayang, aku
hanya bisa berusaha keras menangis, berharap orang-orang memperhatikanku, bukan
bayi itu.
Beberapa tahun setelahnya, barulah aku mengerti. Ternyata bayi itu adalah adikku. Ya, Rona Mentari namanya. Konon, nama itu diambil karena sesuai dengan waktu kelahirannya, yaitu ketika matahari sedang merona-rona.
Sebagai kakak, tentu aku sangat senang mempunyai adik, apalagi perempuan, dan umurnya pun tak jauh beda denganku. Masih ingat sekali, waktu itu, aku, Rona, dan Mbak Arum pernah digendong bertiga oleh Mamah. Lalu, kami pun sering mencorat-coret dinding rumah dengan spidol atau pensil tapi Mamah tak pernah melarangnya. Sering juga kami menyanyi bersama bak penyanyi papan atas sambil membawa mic di tangan masing-masing. Lalu menyulap meja setrika menjadi panggung. Banyak sekali kisah lucu yang tak akan habis diceritakan.
Namun,sekarang kami sudah menginjak dewasa. Tentu kami bukan anak kecil lagi, yang hanya bisa menangis ketika minta sesuatu dan marah ketika keinginannya tak dikabulkan. Kami hanyalah manusia yang terus belajar, belajar memahami dan mengerti pertandaNya. Pahit manis kehidupan sudah pernah kami lewati bersama. Tertawa riang bersama, menangis bersama, pergi jalan-jalan bersama, bahkan mendorong mobilpun sama-sama.
Wahai adikku, percayalah bahwa pemenang itu tidak akan pernah berhenti berjuang. Berjuanglah walau langkahmu sempat tertunda, berjuanglah meski matahari hanya sejengkal di atas kepalamu. Berjuanglah sebelum kamu tahu bahwa perjuanganmu akan berakhir. Aku, Mbak Arum, Papah, Mae, Budhe, Om, Tante, Eyang, dan lainnya, kita semua berdoa untuk mimpi-mimpi dan keyakinanmu.
Aku percaya, kelak bayi mungil itu benar-benar akan bersinar, seperti mentari yang sedang merona-rona.
Selamat Ulang Tahun ke-20
Tetaplah menjadi terang, bahkan di gelap sekalipun.
Beberapa tahun setelahnya, barulah aku mengerti. Ternyata bayi itu adalah adikku. Ya, Rona Mentari namanya. Konon, nama itu diambil karena sesuai dengan waktu kelahirannya, yaitu ketika matahari sedang merona-rona.
Sebagai kakak, tentu aku sangat senang mempunyai adik, apalagi perempuan, dan umurnya pun tak jauh beda denganku. Masih ingat sekali, waktu itu, aku, Rona, dan Mbak Arum pernah digendong bertiga oleh Mamah. Lalu, kami pun sering mencorat-coret dinding rumah dengan spidol atau pensil tapi Mamah tak pernah melarangnya. Sering juga kami menyanyi bersama bak penyanyi papan atas sambil membawa mic di tangan masing-masing. Lalu menyulap meja setrika menjadi panggung. Banyak sekali kisah lucu yang tak akan habis diceritakan.
Namun,sekarang kami sudah menginjak dewasa. Tentu kami bukan anak kecil lagi, yang hanya bisa menangis ketika minta sesuatu dan marah ketika keinginannya tak dikabulkan. Kami hanyalah manusia yang terus belajar, belajar memahami dan mengerti pertandaNya. Pahit manis kehidupan sudah pernah kami lewati bersama. Tertawa riang bersama, menangis bersama, pergi jalan-jalan bersama, bahkan mendorong mobilpun sama-sama.
Wahai adikku, percayalah bahwa pemenang itu tidak akan pernah berhenti berjuang. Berjuanglah walau langkahmu sempat tertunda, berjuanglah meski matahari hanya sejengkal di atas kepalamu. Berjuanglah sebelum kamu tahu bahwa perjuanganmu akan berakhir. Aku, Mbak Arum, Papah, Mae, Budhe, Om, Tante, Eyang, dan lainnya, kita semua berdoa untuk mimpi-mimpi dan keyakinanmu.
Aku percaya, kelak bayi mungil itu benar-benar akan bersinar, seperti mentari yang sedang merona-rona.
Selamat Ulang Tahun ke-20
Tetaplah menjadi terang, bahkan di gelap sekalipun.
Belum selesai sampai disitu, anak-anak pasukan Rumah Dongeng Mentari juga mengirimkan surat-surat indahnya. Kejujuran dan kepolosan mereka membuat saya semakin yakin RDM akan bersinar di seluruh Indonesia nanti.. :)
Terimakasih untuk semua doa teman-teman.. :)
2 komentar:
Ron, aku baru nyadar, kalau kamu juga lahir di bulan september. Atau aku yang nggak mau tau ya?! hehe.
Aku doain, semoga di sisa usia yang dijatahkan, kamu makin excelent, makin great, tercapai semua target2mu untuk tahun ini.
Amin.
HBD yah, walaupun telat.
Happy bday bebeb Rona, :D
Post a Comment