Rona Mentari

tell a story, reap a wisdom

Sajak Sebuah Nasihat



Aku kelu dalam kalimat akhirat
Seperti putri malu dalam sentuhan
Lemah aku sekali saja
Cermin cermin asa memantulkan lagi
Sebuah senyuman resah nan menarik

Pikul ini tak ringan
Letupan mata rasanya tak sirat
Tapi inilah tingkatannya
Saat melempar bumerang sendiri
Tapi
Aku tahu Allah tak salah pilih

Saat ijabah doa dijawab nyata
Malu didepan mereka
Adalah cambuk kapas yang indah
Yang sentuhannya mampu menyalakan tiap sendi
Menguatkan tiap iman
Membesarkan tiap hati
Mencederai tiap syetan
Dan
Membersihkan tiap yang kotor

Dalam toharoh ini, aku berjuang

#2011

Negeri Dongeng: Bromo



Bismillahhirrahmannirrahim..

Sahabat, Bromo adalah tujuan akhir dari perjalanan kami saat itu. Ini dia ulasannya.
Setelah menempuh perjalanan darat dari Malang ke Probolinggo, dilanjutkan naik travel alias bison ke Bromo, sampailah kami di kawasan Suku Tengger itu. Suhu nya dingin luar biasa! Sekitar 7 derajat. Karena sampai malam hari, kami langsung mencari tempat menginap. Bersama rombongan lain, kami menyewa satu rumah penduduk. Alhamdulillah.

Esok pagi, jam setengah 4 shubuh, kami sudah harus bersiap-siap. Jeep yang kami sewa sudah siap untuk memberangkatkan kami ke penanjakan. Tempat dimana kami bisa melihat Semeru dan Bromo saat matahari terbit. Kali ini lebih dingin, baju pun berlapis-lapis. Perjalanan sekitar 30 menit dengan Jeep hingga sampai di tempat tujuan pertama. Ada juga yang jalan kaki. Hebat! Mengingat kabut, gelap, angin, dan dinginnya udara luar.



Sampai sana matahari belum menyapa. Alhamdulillah kami tidak terlambat, dan waw! Sudah banyak turis disana, menunggu datangnya Sang Mentari. Kalau dilihat dari jumlahnya, jumlah turis asing lebih banyak dari pada turis lokal. Katanya, memang saat kami datang adalah high season nya untuk turis asing. Kami menunggu beberapa saat, masih gelap, mencari tempat terbaik untuk menikmati pertunjukan alam ini. Dan malu-malu, matahari mulai muncul, menyapa kami, ramah dan hangat.

Awalnya, muncul cahaya kebiruan yang diikuti warna oren terang. Gradasi lukisan alam yang indah. Masyaallah. Matahari memang belum tampak, tapi ia pamer dulu dengan sinarnya. Membuat kami makin tak sabar. Pohon, menara-menara pemancar terlihat seperti siluet dari balik cahaya gradasi itu. Turis asing tak segan merekam tiap perubahan cahayanya. Dan puncak-puncak gunung mulai terlihat, Allahuakbar. Cahaya mulai menerangi pagi ini. Beberapa turis bertepuk tangan melihat keindahan alam yang luar biasa ini. Matahari kali ini menyapa, lebih dekat, menghangatkan. Puncak Gunung Semeru dan Bromo memamerkan kegagahannya. Dan kami pun seperti sedang berada diatas awan. Bahkan lebih tinggi dari gunung-gunung itu. Tapi tidak lebih tinggi dari mimpi-mimpi kami tentunya.




Setelah cukup menikmati munculnya matahari dan pagi mulai terang, kami menuju ke Gunung Bromo. Jeep di parkir ditempatnya, dan kami harus berjalan menuju puncak bromo. Jaraknya cukup jauh, ditambah berat karena kita berjalan diatas pasir, tapi pemandangan di depan mata membayar lunas semua keletihan itu. Puncak Bromo sudah semakin dekat. Dan penawar jasa sewa kuda telah beberapa kali menawarkan jasanya. Dari harga 75 ribu sampai 10 ribu, karena puncak Bromo sudah semakin dekat. Tapi kami menolak, tubuh kami masih cukup kuat. Sampai di anak tangga. Ini adalah pendakian terakhir sebelum sampai di puncak Bromonya. Sudah ada anak tangga disana. Ratusan anak tangga kami daki, lebih berat karena kemiringannya pun makin besar. Beberapa kali menepi istirahat. Hingga sampailah kami di puncak Bromo, bahkan kami bisa melihat dengan jelas kawah Bromo nya. Saya jadi ingat sebuah quotes dari Dag Hammarskjold, jangan mengukur tinggi sebuah gunung sebelum kamu mencapainya, karena ketika nanti kamu telah mencapainya, kamu akan berpikir betapa rendahnya gunung itu.

Saya segera mencari posisi nyaman. Duduk di pinggir kawah, menikmati keberhasilan kecil ini. Melihat kawah Bromo yang menganga lebar, pemandangan yang masyaallah indahnya, dan melepas lelah yang menjalar. Subhanallah.. walhamdulillah.. walaailahailaallahu allahuakbar..

.................
.................
.................



Saatnya kami turun. Kali ini lebih cepat dari pada saat mendaki, jelas. Menuju ke jeep lagi, melanjutkan perjalanan selanjutnya. Ke tujuan terakhir di bukit savana, atau orang biasa menyebutnya dengan bukit teletubbies. Melewati hamparan pasir, anyelir, alang-alang, hingga sampailah kami ditempat ini. Pegunungan hijau menghampar luas. Benar saja kalau orang-orang bilang bukit teletubbies. Dan masyaallah indahnya. Langit bersih yang biru terang dengan awan-awan putihnya. Seandainya punya rumah di kawasan seperti ini. :D
 
 


Dan inilah penghujung perjalanan kami di tempat indah, Bromo. Alamnya terukir seperti dalam kisah di dongeng-dongeng. Indah. Kami pun menyebutnya, Negeri Dongeng, Bromo.

Alhamdulillah

Catatan Perjalanan: Batu



Hari selanjutnya kami menuju Batu dan malam itu berniat menginap disana. Yang pertama kami lakukan adalah cari tempat menginap. Sudah ada beberapa list di agenda kami. Tapi ternyata tidak kami temukan, ada lagi yang lain, tapi terlalu mahal. Hingga saat kami jalan di kawasan BNS bertiga, dengan tas-tas besar, seorang ibu memanggil kami. “Mau cari penginapan mbak?”, katanya. Kami saling melihat, kemudian menganggukkan kepala. Ibu-ibu pemilik warung itu ternyata menawarkan kamar di rumah anaknya untuk kami menginap. Dan setelah melihat ke beberapa rumah anaknya *maklum, anak nya ada banyak*. Pilihan kami jatuh kepada rumah terakhir yang ia tawarkan. Dengan ukuran kamar yang besar dan extra bed dibawah. Bersih! Lengkap dengan kamar mandi yang besar dan bersih pula. Deal! Alhamdulillah.

 





Setelah istirahat beberapa saat, langsung saja kami menuju ke agro wisata apel. Belum ke Batu kalo belum datang ke tempat ini. Kami tour keliling kebun ditemani tour guide kami. Sayangnya, buah apel sedang tidak berbuah. Tapi tak apa, kami masih bisa menikmati kripik apelnya. Dan memetik buah strawberry serta jambu. Menikmati secangkir kopi susu di tengah perjalanan dan diakhiri dengan puding apel dan segarnya jus jambu sambil melihat pemandangan kota Malang dari ketinggian. Masyaallah indahnya.
 
Kami pun kembali ke tempat menginap. Di tengah jalan kami melihat anak-anak kecil berbaju muslim jalan bersama orang tuanya. Kami yakin, pasti menuju masjid. Setelah meletakkan barang-barang. Kami bertiga sepakat untuk sholat di Masjid dimana anak-anak ber TPA dan kalo ada kesempatan, mengajar disana, barang sebentar saja. Haha. Itu harapan kami. Sampai di Masjid, tidak seperti yang kami bayangkan, karena masjidnya belum jadi benar. Setelah wudhlu, kami sholat di dalam. Sedang anak-anak TPA, belajar di serambi. Ternyata, kami tidak berkesempatakan untuk ‘bermain’ bersama anak-anak disana. Tak apa, setidaknya kami bertemu mereka :)

Malamnya kami menuju ke Batu Night Spectacular. Cerita teman menstimulus saya untuk datang kesana. Dan memang sangat dekat dengan tempat kami menginap. Hanya dibutuhkan 3-4 menit jalan kaki. BNS adalah tempat wisata yang menyajikan permainan dan wahana-wahana yang buka pada malam hari. Mengandalkan kemeriahan lampu-lampu. Dan tiap jam tertentu terdapat pertunjukan yang baru saya lihat di Indonesia. Pertunjukan lampu dengan laser yang kemana-mana arahnya dengan air yang dibuat terkesan ‘menari’. Diawali dengan tarian tradisional jawa timuran dan Bali. Di tengah-tengah pertunjukan kita disuguhi semacam film tentang terbangnya roket ke angkasa. Film itu ada di langit-langit hall. Kita diajak seperti terbang ke ruang angkasa. Sekali lagi, yang ini baru pertama kali saya liat di Indonesia. Ada juga arena gokart disana. Saya tertarik untuk bergabung. Bersama kakak saya yang kedua, kami balap gokart. Bertanding bersama pengunjung lainnya dari luar kota. Dan, saya berkesempatan memegang trophy juara pertama dan berdiri diatas podium nya. hehe. :D
 
Esoknya kami menuju ke Selecta, taman bunga. Sambil membawa seluruh barang bawaan kami. Karena setelah itu berencana langsung menuju ke Bromo. Selecta adalah taman bunga yang sudah ada sejak jaman Belanda. Bunganya warna warni dan indah. Seperti sedang berada di New Zealand atau Belanda. Tapi tidak, kami bangga sedang berada di Indonesia :D

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS Arrahman)

Sebuah Perjalanan: Malang


Bismillah, obrolan kami bertiga untuk melakukan perjalanan bersama terealisasi juga. Kami disini adalah saya dan kedua kakak perempuan saya. 

Saat itu jam satu dini hari, dan kami masih berada dibawah atap stasiun. Sempat juga terlelap di ruang tunggu setelah kemudian dibangunkan oleh petugas karena kereta kami sudah mau datang. Malabar pun datang, dan kami memulai perjalanan roda besi ini.







Malang, Batu, Bromo untuk empat hari tiga malam adalah tujuan dari perjalanan kami. Petualangan tiga perempuan, kata Papa.

Jam menunjukkan pukul 08.15 saat Malabar sampai di Stasiun Malang. Dan untuk pertama kalinya kami bertiga menginjakkan kaki ke kota ini. Toilet adalah tujuan pertama kami. Setelah bersih diri, kami bersyukur kepada Allah lewat Dhuha. Jadi ingat kata Ustad saya. Dhuha itu ibarat kita sedekah. Menyedekahkan tenaga, waktu, dan persendian tubuh kita untuk ibadah kepada Allah.

Pagi ini adalah jadwal kami untuk langsung ke Jatim Park. Kami naik angkutan umum. Tiga kali ganti hingga sampai tepat di depan Jatim Park 2. Jangan lupa, kami masih lengkap dengan seluruh bawaan. Mba Ayu dengan carriernya, saya dan Mba Arum dengan ransel besar. 

Tempat ini indah, dibuat oleh swasta. Kami memilih membeli tiket terusan Museum Satwa dan Batu Secret Zoo. Dan lagi, tidak ada tempat penitipan tas disini. Kami harus membawa ransel ini sambil berkeliling! Haha, tak apa, kami masih muda, masih kuat, nggak boleh ngeluh!

Museum Satwa berisi hewan-hewan yang diawetkan, tulang belulang binatang, replika tulang dinosaurus, dan berbagai pengetahuan tentang hewan. Masuk museum ini langsung teringat dengan film “Night at The Museum”. Baru! Baru kali ini di Indonesia saya melihat museum semacam ini. Bangga.

Saat masuk, kita disambut oleh kurungan burung raksasa. Isinya berbagai burung yang diawetkan. Dan taman-taman yang penuh dengan burung. Semua burung ini asli! Dari cendrawasih, sampai burung yang hanya tinggal di Amerika saja ada. Memasuki ruangan kedua kita disambut oleh replika tulang dinosaurus. Sekelilingnya hewan-hewan yang diawetkan dan dipamerkan dengan dibuat semacam diorama. Banyak sekali hewan disana. Bahkan tidak sedikit yang baru kuketahui.

Secara keseluruhan museum ini mungkin mirip dengan museum-museum yang ada di luar negeri. Kelengkapan hewan, keunikan memamerkan, dan penataannya yang indah benar-benar menjadikan Museum ini  tempat yang cocok untuk anda dan keluarga :D *model nawarin produk*

Well, setidaknya kami bangga, Indonesia punya Museum Satwa sekeren ini!

Dilanjutkan dengan ke Batu Secret Zoo. Lagi-lagi kami dibuat ternganga. Kebun binatang ini berbeda dari semua kebun binatang yang pernah saya kunjungi di Indonesia. Penataannya unik. Hewannya beragam dan terawat. Sangat dekat dengan hewan. Benar-benar sebuah pengalaman yang mengkayakan! Untuk pertama kalinya melihat angsa hitam disana, cantik. Serta flamingo yang berkaki ceking serta berleher panjang warna pink, indah! Masyaallah. Tepat di pinggir kolam tempat flamingo beraktifitas, kami istirahat sejenak untuk makan snack dan minum. Disinilah, ditemani flamingo, kami membicarakan visi Rumah Dongeng Mentari yang kami kelola kedepannya. Kami diskusi dan saling bertukar pikiran, demi masa depan RDM.

Melanjutkan perjalanan kami di Batu Secret Zoo, kami kembali dimanjakan oleh penataan ruang dan keragaman binatang disini. Pengunjung seakan diajak merasakan nuansa dimana hewan tersebut banyak ditemukan. Seperti saat hewan-hewan afrika dipamerkan, maka suasana akan dibuat seakan-akan kita berada di Afrika. Wow!

Setelah menyusuri Jatim Park 2 ini, kami kembali ke Malang untuk menginap. Menggunakan angkutan yang sama dan mencari penginapan yang memang sudah kami pilih sebelumnya. Malam ini jadwal kami keliling kota Malang dan makan makanan khasnya. Dan Angsle menjadi wedang yang menghangatkan malam ini.


"Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda, “Bepergianlah engkau sekalian, maka engkau sekalian akan sehat. Dan berjihadlah engkau sekalian, maka engkau sekalian akan berkecukupan.” ~ HR. Ahmad, yang dishahihkan oleh Imam Nawawy

Total Pageviews

Tentang Saya

My photo
Yogyakarta, Sleman, Indonesia
Seperti mentari yang merona-rona. Mungkin itu alasan sekaligus harapan orang tua saya memberi nama Rona Mentari. Saya adalah juru dongeng keliling. Storytelling Activist. Dongeng menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan saya. Salam kenal! Mari bersilaturahim juga via instagram di @mentarirona

Tentang Blog Ini

Blog ini adalah catatan tulisan berdasarkan pengalaman, cerita, karya, dan berbagai cerita penulis - Rona Mentari. Kadang juga berisi celotehan kekesalan berbentuk puisi atau sekedar kegundahan tentang sekitar.

Popular Posts

Blog Archive

Powered by Blogger.

Followers