Soekarno pernah berkata “berikan aku sepuluh pemuda, maka
aku mengguncang dunia!”
Hatta pun berpesan “Hanya ada satu negara, negara itu tumbuh
dari perbuatan, dan perbuatan itu perbuatanku”
Dan banyak lagi, kalimat indah yang membakar energiku untuk berjuang
menjadi seorang yang disebut-sebut sebagai aktivis!
Darah mudaku mengalir
Aktivitasku padat
Bahkan untuk menyapaNya pun aku tak sempat
Bergerak ku ke berbagai tempat
Menjunjung tinggi itu yang disebut amanat
Amanat rakyat
... ibu memanggilku? ... aku lelah bu, hari ini tugasku
menjadi konseptor acara, aku ingin tidur...
Apalagi bu?..
Sampai aku lupa ada dia yang tiap saat mendoakan untuk
suksesku
Mengharap ceritaku
Dan menanti kehadiranku
... Ibu, kenapa engkau bersedih?... Iya, sudah lama ya bu
tidak berbincang seperti ini .. Apa? Ibu ingin mendengarku menyanyi?..
baiklah.. lagu yang selalu aku nyanyikan dulu ya bu...
Ambilkan bulan bu,
ambilkan bulan bu, yang slalu bersinar di langit..
Di langit bulan
benderang.. cahyanya sampai ke bintang..
Ambilkan bulan bu,
untuk menerangi.. tidurku yang lelap di malam gelap..
(ibu memberikan tulisan untuk dibacakan)
Untuk anakku
tersayang,
Nak, ingatkah kau lagu
ini?
Dulu engkau selalu
meminta ibu untuk meraih bulan
Kini, saat engkau
telah meraih sedikit cahaya bulan
Kenapa ibu jadi sulit
meraihmu?
Peluk sayang, Ibu
Rona Mentari - Okt 2012
(Sajak ini dibacakan saat Aksara Bulan Purnama - KAFHA Laboratory for humanity and culture - di Taman Peradaban Universitas Paramadina)
(PS: It's been a long time since my last post in blog. Starts now I try to commit to share post at least once a week. Stories are around, write it down to make it more useful)
0 komentar:
Post a Comment